Home / Morowali

Minggu, 5 Januari 2025 - 18:59 WIB

Kesaksian Buruh dan Potret Buram Industri Nikel di Morowali

Pekerja PT IMIP sesaki Jalan Trans Sulawesi, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Oktober 2024/hariansulteng

Pekerja PT IMIP sesaki Jalan Trans Sulawesi, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Oktober 2024/hariansulteng

Advokasi yang dilakukannya, ternyata tidak disukai oleh atasannya di PT CTLI. Mulai saat itu ia merasa mengalami diskriminasi. Ia dipindah jam kerja malam. Masuk kerja jam 23.00 hingga 06.00.

Saat kepulangan dari pabrik menuju parkir kendaraan yang ditempuh 10 menit, ia hanya boleh jalan kaki. Tidak boleh naik bis seperti rekannya yang lain. Beberapa waktu kemudian ia dipindah lagi di bagian kru lapangan. Setelah sempat beberapa waktu di ruang kontrol.

Ia mempertanyakan pemindahan itu. “Kalau tidak terima dengan pemindahan itu, berhenti kerja saja,” ujar Nurhasanah, menirukan hardikan juru bicara kepadanya.

Diskriminasi lain yang diterimanya adalah, saat bekerja di bagian pengepresan. Mesin press tak hanya berat tetapi juga besar. Untuk mengoperasikannya perlu dua orang yang berdiri di kedua ujungnya.

“Saya disuruh sendiri saja, tidak boleh ada orang lain,” kesalnya.

Mendapat diskriminasi, ia mengaku ingin bertahan. Motivasinya ingin memperjuangkan hak-hak buruh perempuan. Tapi suaminya menyuruh berhenti. Dengan mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan.

Baca juga  Hadiri Musda Golkar Sulteng, Bahlil Ditagih Janji Sikat Tambang Ilegal

“Motor saya lampunya dipecahkan, sadelnya disayat. Pas ada kejadian itu, suami so minta saya brenti kerja,” ucapnya. Padahal, teman-temannya sesama buruh perempuan melarang. Selama ini hanya dirinya yang memperjuangkan nasib mereka.

Nurhasanah Abdul Hafid, bekerja keras di pabrik nikel. Ia terjepit di antara harapan untuk keluarga dan diskriminasi yang menguntitnya.

Nurhasanah mengakui, bukan hanya keringat yang menetes. Tetapi juga ketidakadilan yang menghalangi haknya untuk dihargai sebagai pekerja.

Pengakuan lain datang dari Michael J Ronuntu. Ia adalah karyawan di PT Ranger Nickel Industry (RNI). Bekerja di bagian furnace sejak 2018 hingga sekarang.

Selama 6 tahun bekerja di depan tungku dengan panas di atas 1.000 derajat, hanya menggunakan APD berbahan kain. Bukan tahan api atau setidaknya bahan yang tidak mudah terbakar.

“Setahu saya kalau yang sesuai spek, harus yang mirip astronaut yang dibungkus seperti aluminium foil, anti api,” ujarnya merinci.

Bapak empat anak ini mengaku, saat terjadi pandemi SARS COV-2 mereka bekerja 3 shift untuk 4 regu. Dengan 4 shift masing-masing regu bekerja 8 jam. Maka akan ada 1 regu yang jeda istrahat. Pascacovid sistem ini dikurangi menjadi 3 shift untuk 3 regu.

Baca juga  Hari Ketiga Pencarian, Dua Pekerja Tertimbun Longsor di PT IMIP Belum Ditemukan

“Ini yang saya sebut sebagai shift yang membunuh. Karena kita nyaris tidak ada waktu untuk jeda,” jelasnya.

Pengurangan terjadi, karena saat itu ada kebijakan tidak ada perekrutan semasa pandemi SARS COV-2. Pada saat bersamaan perusahaan asal Taiwan PT Walshint Nickel Industry (WNI) yang sudah berproduksi kekurangan karyawan. Karyawan di PT RNI inilah yang dikirim ke PT WNI.

Ketika pergantian shift, terjadi penambahan kerja dan itu menguras tenaga. Ada penambahan dari 8 jam menjadi 12 jam kerja.

Pasalnya, shift pengganti yang masuk pagi harus diberi istrahat panjang untuk persiapan masuk pagi besoknya. Jam kerja yang sudah mepet diperpanjang lagi dengan iming-iming dihitung kerja lembur.

“Terus terang kerja 12 jam ini di luar kemampuan,” protesnya.

Share :

Baca Juga

Kuasa Hukum Keluarga Pong Salamba, Rukly Chahyadi/Ist

Morowali

Catut Nama Pong Salamba, Kuasa Hukum Ancam Lapor Penyebar Video Hoaks Intimidasi Satpam PT Vale
Pimpinan Kabupaten Jaringan Kemandirian Nasional (DPK JAMAN) Kabupaten Morowali Ikhsan Arisandhy/istimewa

Morowali

JAMAN Morowali Dukung Sikap Gubernur Sulteng Terkait KK PT Vale
Foto bersama awak media dan Kepala Puskesmas Bahomotefe saat kunjungan pada Program CSR PT Vale Indonesia Tbk di Puskesmas Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah

Morowali

Program CSR PT Vale di Puskesmas Bahomotefe Ditargetkan Rampung Sebelum Bulan Ramadhan 2023
Iksan Baharudin Abdul Rauf/Ist

Morowali

Mantap Maju Pilkada 2024, Iksan Abdul Rauf Beberkan Program Andalan Jika Jadi Bupati Morowali
Koordinator FRAS Sulteng, Eva Bande/Ist

Banggai

Aktivis Lingkungan Soroti Perusahaan Perambah Kawasan Hutan di Banggai dan Morowali
Ilustrasi kekerasan seksual/Ist

Morowali

Masyarakat Lingkar Tambang Kecam Kasus Pelecehan Seksual Manajer Sekuriti PT BTIIG Morowali
Serobot Lahan Masyarakat, JAMAN Morowali Kecam PT BTIIG/istimewa

Morowali

Serobot Lahan Masyarakat, JAMAN Morowali Kecam PT BTIIG
Tungku milik PT ITSS di kawasan IMIP Morowali meledak, Minggu (24/12/2023)/Ist

Morowali

PT IMIP Buka Suara soal Tewasnya Belasan Pekerja Akibat Ledakan Tungku Smelter