HARIANSULTENG.COM, PALU – Masjid Arkam Babu Rahman atau Masjid Apung menjadi saksi bisu dahsyatnya peristiwa gempa dan tsunami di Kota Palu pada 28 September 2018.
Disebut Masjid Apung karena bangunan masjid berada di atas permukaan laut dengan tiang penyangga di bawahnya.
Namun hampir empat tahun pascagempa dan tsunami, masjid yang pernah menjadi bangunan ikonik itu dibiarkan ambruk begitu saja.
Tiang penopang masjid ambruk maupun jembatan penghubungnya ikut rusak dan tidak tampak lagi.
Di bulan Ramadan, kawasan Masjid Apung kini menjadi salah satu tempat favorit warga untuk ngabuburit.
Berdasarkan pantauan HarianSulteng.com, Selasa (12/4/2022), sejumlah warga tampak asyik duduk di atas tanggul menikmati angin laut dan deburan ombak.
Di antara mereka tak lupa mengambil foto dengan latar belakang Masjid Apung dan sejumlah perahu nelayan yang terparkir disekitarnya.
Masjid Apung diresmikan pada Desember 2011 dengan luas 121 meter persegi dan mampu menampung hingga 200 jamaah.