HARIANSULTENG.COM, PALU – The Sya Hotel Palu yang pernah hancur akibat gempa 2018 kini hadir dengan wajah baru di samping Kantor Gubernur Sulteng, Jalan Sam Ratulangi, Palu.
7 tahun pascabencana, hotel ini resmi berganti nama menjadi Grand Sya Hotel Palu, yang diumumkan dalam acara soft opening, Jumat malam (27/6/2025).
Kata ‘Sya’ tetap melekat karena merujuk pada nama sang pemilik, Syafruddin. Sementara ‘grand’ mewakili motivasi pengelola yang ingin bertumbuh menjadi besar.
Di hadapan pejabat perwakilan Pemprov Sulteng dan Pemkot Palu, Syafruddin berharap kehadiran Grand Sya Hotel dapat menjadi tonggak pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
“Kami ingin Palu bangkit, dan Grand Sya Hotel menjadi bagian dari perjalanan itu. Ini bukan hanya tentang bisnis, tapi tentang harapan,” ujar Syafruddin.

Tampak depan Grand Sya Hotel. (Sumber: Fandy/hariansulteng.com)
Grand Sya Hotel memprioritaskan perekrutan pekerja lokal untuk memberdayakan masyarakat setempat dan mengurangi angka pengangguran.
GM Manager Grand Sya Hotel, Guntoro Purnomo mengenal orang-orang Sulteng yang berpengalaman di bidang perhotelan namun berkarier di luar daerah. Ia berencana mengajak mereka untuk menjadi bagian dari Grand Sya Hotel.
“Orang Sulteng yang bekerja di luar akan saya panggil. Rata-rata pekerja kami orang lokal, kami tidak mengambil atau merekrut staf dari luar. Kecuali mungkin saya aja,” ucap Guntoro berkelakar.
Guntoro mengakui Grand Sya Hotel hadir dalam konteks waktu yang kurang tepat. Badai PHK yang terjadi di mana-mana merupakan penanda bahwa kondisi ekonomi sedang terpuruk.
Fenomena ini tak jadi soal bagi Guntoro. Pihaknya berupaya memberikan peluang dan kesempatan kerja. Ia ingin bagi anak-anak Palu dan sekitarnya bisa berkontribusi untuk daerahnya sendiri.
“Semoga hotel ini membawa manfaat. Ke depan kami ingin mengadakan banyak kegiatan berbasis muatan lokal,” terangnya.
(Fandy)