HARIANSULTENG.COM, PALU – Sejumlah massa tergabung dalam Aliansi Peduli Lingkungan Sulteng menggelar demonstrasi di halaman Kantor DPRD Sulteng, Jalan Sam Ratulangi, Palu, Kamis (26/6/2025).
Dalam aksi itu, massa menyuarakan persoalan penambangan emas tanpa izin (PETI) di Parigi Moutong (Parimo) yang semakin tidak terkendali.
Koordinator Lapangan (Korlap) Abdul Thalib mengatakan, Parimo merupakan salah satu daerah penyangga pangan terbesar di Sulteng. Keberadaan tambang ilegal dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan ekologis.
“Ada sekitar 6 lokasi aktivitas pertambangan ilegal dan ini akan mengganggu keseimbangan ekologi di Parimo,” ucapnya.
Kata Thalib, salah satu titik tambang emas ilegal berada di Kecamatan Bolano Lambunu yang diduga menjadi penyebab banjir belum lama ini.
Bahkan, ia menambahkan, longsor di Desa Tirtanagaya yang menyebabkan 7 orang meninggal dunia tidak lepas dari akibat aktivitas tambang ilegal tersebut.
“Beberapa petani juga gagal panen akibat aktivitas pertambangan ilegal itu,” ujarnya.
Thalib meminta aparat penegak hukum (APH) khususnya Kapolres Parimo mengambil langkah tegas agar aktivitas pertambangan ilegal itu segera ditutup.
“Karena kami menduga, mereka adalah salah satu oknum yang melindungi aktivitas pertambangan ilegal ini,” tuturnya.
Kami sudah berulang kali meminta tanggapan Kapolres Parimo, AKBP Hendrawan Agustian Nugraha terkait maraknya praktik PETI di wilayahnya. Namun hingga artikel ini terbit, yang bersangkutan tak kunjung memberi respons.
(Fandy)