HARIANSULTENG.COM, PALU – Anggota DPRD Sulteng, Moh Faizal Lahadja menjadi pembicara dalam kegiatan diskusi yang diselenggarakan oleh pemuda dan mahasiswa asal Tolitoli di Kota Palu, Sabtu malam (20/7/2024).
Kegiatan itu berlangsung selama kurang lebih 3 jam di sebuah warung kopi (warkop)
Dalam kegiatan tersebut, mendengarkan berbagai keluhan, kritik hingga masukan dari kalangan pemuda dan mahasiswa.
Afandi, perwakilan dari mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) menyoroti banyaknya anak di Tolitoli yang putus sekolah karena permasalahan ekonomi.
“Kebanyakan kerabat-kerabat saya bahkan lingkup keluarga saya. Mereka pengen kuliah di Kota Palu tapi orang tuanya berkendala dengan biaya, mulai dari tempat tinggal dan lain-lain,” katanya.
Afandi berharap Pemkab Tolitoli memberikan perhatian terhadap pelajar dan mahasiswa Tolitoli yang berada di perantauan.
“Kalau dari saya pribadi mungkin bisa dibikinkan asrama atau sekret rumah persinggahan. Setidaknya itu sedikit membantu kami dalam menjalani masa pendidikan di Kota Palu,” ungkap Afandi.
Keluhan lain yang disampaikan yaitu soal banyaknya pengangguran akibat ketidakseimbangan lapangan kerja yang tersedia di Kabupaten Tolitoli.
Seorang pemuda Tolitoli, Mahfud menyebut tak sedikit mahasiswa yang sudah lulus masih kesulitan mencari pekerjaan.
“Ketika kami telah menyelesaikan jenjang S1, kami bingung mau berkarir di Kota Palu atau kembali ke Tolitoli. Kalaupun kembali ke kampung halaman, kami takut, karena faktanya di Tolitoli masih banyak pengangguran, dan lowongan kerja disana belum memadai. Sebaliknya, kalau menetap di Kota Palu tingkat bersaingnya sulit. Pertanyaannya, apa solusi bapak terkait hal itu?,” tanya Mahfud.
Mendengar hal itu, Moh Faizal Lahadja mengatakan bahwa dirinya sangat memahami segala keresahan dan keinginan mahasiswa asal Tolitoli tersebut.
“Dulu saya pun merasakan hal yang sama, dan hal ini sudah menjadi persoalan di banyak wilayah Kota sampai Kabupaten. Disitulah peran pemerintah memang harus hadir dalam membantu, sesuai dengan amanat undang-undang mencerdaskan kehidupan bangsa”, ujarnya.
Bakal calon bupati Tolitoli itu menyambut baik kegiatan diskusi yang diadakan mahasiswa Tolitoli guna membahas berbagai persoalan di daerah.
Menurutnya, forum diskusi yang digagas oleh mahasiswa ini merupakan kesadaran atas pentingnya berpolitik agar tidak salah dalam memilih pemimpin di masa mendatang.
“Justru dengan berdiskusi seperti ini, artinya mereka melek politik. Karena mungkin mereka khawatir jika salah dalam memilih pemimpin daerahnya. Sehingga mahasiswa berkumpul disini ingin melihat cara pandang saya tentang memimpin Kabupaten Tolitoli kedepan,” ucapnya.
Kemudian, ia juga menegaskan bahwa seorang pemimpin itu harus mampu merubah semua tatanan di wilayahnya, utamanya di sektor pendidikan.
“Pemimpin itu harus mampu merubah semua tatanan sampai ke seluruh lapisan masyarakat. Sektor pendidikan dan lapangan kerja itu sudah menjadi program prioritas kami. Karena itu pondasi utama dalam membangun daerah yakni kualitas sumber daya manusia (SDM) harus ditingkatkan,” tegasnya.