HARIANSULTENG.COM – Ratusan mahasiswa geruduk Gedung Rektorat Universitas Tadulako (Untad), Senin (18/4/2022).
Demonstrasi itu dilakukan menyusul isu dugaan praktik korupsi yang dilakukan sejumlah oknum pejabat kampus.
Mahasiswa mengenakan almamater biru melakukan long march sambil membawa spanduk bertuliskan sejumlah tuntutan.
Meski sedang berpuasa, massa tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Untad (GMU) memilih berjalan kaki dari masing-masing fakultas menuju gedung rektorat.
Wakil Koordinator Lapangan (Wakorlap), Sinta dari mobil komando sesekali mengingatkan massa aksi merapatkan barisan guna mencegah masuknya penyusup.
“Perhatikan sekeliling kawan-kawan, jangan terprovokasi. Aksi kita ini murni dari hati nurani tanpa ditunggangi pihak mana pun,” kata Shinta.
Massa aksi tiba di gedung rektorat sekitar pukul 10.30 Wita dengan mendapat pengawalan dari sejumlah petugas keamanan kampus.
Di bawah teriknya matahari, mahasiswa terus menyampaikan orasi sambil meminta Rektor Untad, Mahfudz keluar dari ruangannya.
“Bapak kita mau mau bicara, ini anak-anakmu,” ujar Wakorlap Sinta.
Di tengah penyampaian orasi, terlihat ada tiga mahasiswa Untad jatuh pingsan karena kepanasan dan langsung dibopong rekan-rekannya.
Setelah berorasi kurang lebih satu jam, mahasiswa baru mengetahui bahwa rektor tidak berada di ruangannya.
Meski gagal menemui pimpinan universitas, massa aksi tetap membacakan sejumlah tuntutan di antaranya:
1. Mendesak Rektor Untad menindak tegas para mafia dan koruptor kampus
2. Mengaktifkan kembali jam malam dan hilangkan polsaka dalam kampus
3. Transparansi pembiayaan IKA alumni dan UKT saat kuliah online dan anggaran KKN
4. Turunkan UKT jika kuliah masih online
5. Hapus lembaga yang boros biaya operasional seperti DePSA, IPCC, Komisi Etik dan Dewan Guru Besar
6. Mendesak rektor transparansi hasil audit BPK dan cobot jabatan bagi yang terbukti
7. Restorasi tatanan birokrasi kampus guna memberantas korupsi, kolusi, nepotisme dan bersuara. (Agr)