Home / Morowali

Sabtu, 23 November 2024 - 23:45 WIB

Pertaruhan Nasib Rakyat Morowali di Tengah Hilirisasi Nikel dan Percaturan Pilkada 2024

Kawasan industri Huabao berdekatan dengan pemukiman warga di Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, Selasa (29/10/2024)/hariansulteng

Kawasan industri Huabao berdekatan dengan pemukiman warga di Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, Selasa (29/10/2024)/hariansulteng

“Penawaran saya Rp1,5 miliar dan tidak berubah,” ucapnya.

Pada Juli 2022, di pagi hari, Makmur diberitahu seorang warga kalau tanaman sawitnya sudah rata dengan tanah.

Peristiwa ini disaksikan banyak warga. Namun Makmur menyayangkan sikap aparat keamanan saat itu justru terkesan melindungi perusahaan.

Ia membeberkan total ada lebih dari 14 hektare lahan milik 11 warga yang tergusur termasuk miliknya.

“Saya mencegah teman-teman yang lahannya tergusur agar jangan anarkis. Namun yang saya sesali aparat harusnya memfasilitasi kami agar bisa bertemu dengan pihak perusahaan. Kok malah warga yang dijaga ketat,” imbuh Makmur heran.

“Karena persoalan tadi akhirnya lahan itu saya serahkan, dibayar 50 persen dari nilai penawaran,” ujarnya menambahkan.

Aksi Protes Berujung Kriminalisasi

Pendirian industri Huabao di Bungku Barat telah memicu konflik agraria antara perusahaan dengan masyarakat setempat.

Sejak 14 hektare lahan warga digusur tanpa sepengetahuan pemiliknya, kecaman dan protes gencar dilakukan masyarakat.

Baca juga  Perindo Lempar Sinyal Dukung Rusdy Mastura Maju Lagi di Pilgub Sulteng 2024

Makmur dan Rahman Ladanu termasuk aktor dalam gerakan perlawanan ini. Mereka menolak klaim sepihak oleh Huabao atas lahan tani yang dijadikan jalur hauling perusahaan.

Klaim ini diketahui setelah adanya nota kesepakatan (MoU) tukar guling aset antara Huabao dan Bupati Morowali yang diteken pada Maret 2024.

Padahal, jalan tani yang digunakan sebagai jalur hauling itu selama ini menjadi akses masyarakat untuk pergi ke kebun.

Protes warga dari sejumlah desa pun memuncak hingga mereka melakukan aksi blokade jalan produksi milik Huabao Indonesia.

Namun, protes keras ini membawa konsekuensi telak. Pada Juni 2024, Rahman Ladanu bersama 4 warga lainnya dari Desa Tondo dan Topogaro dilaporkan perusahaan ke polisi.

“Laporannya atas tuduhan menghalang-halangi investasi. Kami mendapat surat panggilan dari Polda Sulteng, namun saat itu kami belum sempat memenuhi panggilan tersebut,” ujar Rahman.

Baca juga  TEMALI di Parimo, Ahmad Ali Dicecar Keluhan Warga soal Kondisi Sail Tomini hingga Iuran BPJS

Seingat Rahman, dua bulan usai mendapat panggilan dari Polda Sulteng, dirinya juga harus menghadapi gugatan perdata yang dilayangkan Huabao.

Mereka berlima dituntut membayar nilai kerugian materiil sebesar Rp14 miliar atas aksi blokade jalan selama 3 hari dan pencemaran nama baik perusahaan.

Nasib serupa juga dialami 5 warga Desa Ambunu termasuk Makmur. Mereka dilaporkan karena dianggap menghambat aktivitas perusahaan.

“Kami mempertahankan apa yang menjadi hak kami, tapi kesannya warga malah dikriminalisasi,” imbuh Makmur.

HarianSulteng.com mencoba meminta tanggapan kepada Huabao terkait sengketa lahan antara perusahaan dan warga di Bungku Barat.

Pesan WhatsApp dikirimkan pada 12 dan 14 November 2024. Akan tetapi perusahaan belum memberikan respons hingga berita ini tayang.

Pekerja Bertaruh Nyawa

Persoalan pelik juga terjadi di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.

Pekerja PT IMIP sesaki Jalan Trans Sulawesi, Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Senin (28/10/2024)/hariansulteng

Pekerja PT IMIP sesaki Jalan Trans Sulawesi, Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Senin (28/10/2024)/hariansulteng

Share :

Baca Juga

Ilustrasi kekerasan seksual/Ist

Morowali

Polisi Selidiki Oknum Guru Ngaji di Morowali Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur
Tungku milik PT ITSS di kawasan IMIP Morowali meledak, Minggu (24/12/2023)/Ist

Morowali

Ledakan Smelter Tewaskan Puluhan Pekerja, Menaker Siap Sanksi Tegas PT ITSS Jika Tak Patuhi K3
Tim SAR gabungan menemukan jasad Herman (49), nelayan di Morowali yang dilaporkan hilang sejak 10 November 2023/Ist

Morowali

4 Hari Hilang, Nelayan di Morowali Ditemukan Tewas Mengapung
Banjir merendam dua desa di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (16/03/2025)/Ist

Morowali

Jadi Langganan Banjir saat Hujan, Walhi Serukan Moratorium Pertambangan Nikel di Bahodopi
Koordinator FRAS Sulteng, Eva Bande/Ist

Banggai

Aktivis Lingkungan Soroti Perusahaan Perambah Kawasan Hutan di Banggai dan Morowali
Vokalis Bagindas, Andra bakal menghibur warga Morowali di acara penutupan AH Cup/Ist

Morowali

Penutupan AH Cup, Vokalis Band Bagindas Bakal Hibur Warga Morowali Malam Ini
Ilustrasi kekerasan seksual/Ist

Morowali

Masyarakat Lingkar Tambang Kecam Kasus Pelecehan Seksual Manajer Sekuriti PT BTIIG Morowali
Kuasa Hukum Lima Perusahaan : dr Mardiman Sane

Bisnis

Lima Perusahaan yang Dilaporkan Polisi Bantah Palsukan Tanda Tangan Bupati Morowali