HARIANSULTENG.COM, PALU – Kelangkaan minyak goreng masih terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Akibatnya, harga minyak goreng di pasar tradisional melonjak signifikan seperti di Pasar Inpres Manonda, Kelurahan Balaroa, Kota Palu.
Sejak pemerintah mencabut aturan Harga Eceran Tertinggi (HET), harga minyak goreng tembus di angka Rp 55.000 untuk kemasan dua liter.
Selain harga naik, para pedagang juga mengaku kesulitan mendapatkan stok, baik minyak goreng curah maupun kemasan.
Ferdi (21), seorang pedagang di Pasar Inpres Manonda bahkan telah memesan ke sales saat pemerintah mencabut aturan HET.
“Sudah hampir seminggu ini saya pesan tapi belum juga datang, katanya barang kosong,” kata Ferdi.
Berdasarkan pantauan HarianSulteng.com, Ferdi masih memiliki sejumlah stok minyak goreng di lapak dagangannya.
Kerena langkanya stok, pedagang 21 tahun itu sampai memindahkan minyak goreng kemasan ke wadah botol layaknya minyak goreng curah.
Harga minyak goreng satu botol besar ukuran 1,5 liter dibanderol Rp 28.000, botol kecil Rp 8.000 dan kemasan 400 ml Rp 14.000.
“Sekarang 20 jeriken saya semua kosong. Kemarin-kemarin belum habis saya sudah pesan lagi. Cuma sekarang stok benar-benar kosong, kalau pun ada tidak ditahu berapa harganya,” ujar Ferdi.
Senada dengan Ferdi, masalah ketersediaan maupun harga minyak goreng ini juga dikeluhkan pedagang lainnya bernama Miki (49).
Miki mengatakan, sejak aturan HET dicabut, harga minyak goreng kemasan 2 liter naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 55.000.
“Kami pedagang ini sudah pusing. Bayangkan sekarang saja antara pengecer karena barang di distributor saja tidak ada. Apalagi ini sudah mau memasuki bulan puasa,” imbuh Miki. (Agr)