HARIANSULTENG.COM, NASIONAL – Aksi demonstrasi terus terjadi usai insiden penembakan terhadap warga di Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng).
Tak hanya di Sulteng, aksi juga berlangsung di daerah lain seperti Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai bentuk solidaritas terhadap korban meninggal.
Hal itu ditunjukkan sejumlah mahasiswa tergabung dalam Aliansi Pembela Rakyat Sulawesi Tenggara (Anperta-Sultra).
Mereka mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra, Jalan Abdullah Silondae, Kota Kendari, Sultra, Rabu (16/2/2022).
Dalam aksinya, massa mengecam tindakan represifitas aparat kepolisian di Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah dan Desa Wadas, Jawa Tengah.
Kemudian, mereka juga menolak pemberlakuan rancangan Kemenaker Nomor 2 Tahun 2022.
Selain itu, mahasiswa mempertanyakan kasus kematian Yusuf Kardawi yang masih menjadi misteri selama lebih dari 2 tahun.
Yusuf Kardawi merupakan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari yang tewas karena diduga terkena tembakan saat demo menolak RUU KPK, September 2019 silam.
Kasus meninggalnya Yusuf Kardawi mirip seperti terjadi di Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.
Korban bernama Erfaldi (21) tewas karena tertembak saat demo berujung bentrok dengan kepolisian pada Sabtu (12/2/2022) malam.
Jika Yusuf demo menolak RUU KPK, maka Erfaldi meninggal dunia ketika mengikuti aksi menolak tambang PT Trio Kencana di Parimo.