Home / Morowali

Selasa, 23 Desember 2025 - 21:01 WIB

Tren Deforestasi di Morowali: Kehilangan Hutan Memuncak di Era Anwar Hafid

Anwar Hafid saat meninjau lokasi pertambangan PT CPM beberapa waktu lalu. (Foto: Istimewa)

Anwar Hafid saat meninjau lokasi pertambangan PT CPM beberapa waktu lalu. (Foto: Istimewa)

HARIANSULTENG.COM, MOROWALI – Kemarahan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid atas penebangan satu pohon di depan rumah jabatan berbuntut pada terkuaknya jejak kerusakan yang ia tinggalkan di masa lalu.

Sikap terbukanya itu berbanding terbalik dengan laju deforestasi saat dirinya menjabat bupati Morowali selama dua periode sejak 2007 hingga 2018.

Merujuk data Auriga Nusantara, di bawah kepemimpinan Anwar Hafid, Morowali justru mencatatkan puncak deforestasi terparah mencapai 16.035 hektare.

Angka tersebut jauh melampui bila dibandingkan dengan periode kepemimpinan bupati sebelum dan sesudahnya di Bumi Tepe Asa Maroso.

Baca juga  Kesaksian Buruh dan Potret Buram Industri Nikel di Morowali

Pada masa Andi Muhammad AB yang dilanjutkan Datlin Tamalagi (2002-2007), hutan Morowali menyusut 3.973 hektare.

Setelah Anwar Hafid lengser, tren deforestasi di Morowali berlanjut mencapai 9.021 hektare di era Taslim (2018-2023).

Meskipun demikian, gabungan periode kepemimpinan Andi Muhammad, Datlin Tamalagi, dan Taslim, tidak mampu melebihi “prestasi” Anwar Hafid soal melenyapkan hutan.

Rekor deforestasi di Morowali tetap berada di tangan Anwar Hafid. Ada selisih berkisar 3 ribu hektare ketimbang akumulasi ketiga bupati tersebut yang menyentuh angka 12.994 hektare.

Tingginya angka deforestasi di Morowali ini bersanding dengan derasnya arus perizinan tambang oleh Anwar Hafid sebelum terbitnya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Baca juga  3 Kandidat Bupati Morowali dari Koalisi BERAMAL, Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri Bisa Menang Mudah

Menurut Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), terdapat lonjakan penerbitan izin usaha pertambangan (IUP) pada masa Anwar Hafid. Dari semula 120 IUP membengkak jadi 183 IUP.

Koordinator Jatam Sulteng, Moh Taufik menilai kemarahan gubernur seharusnya tidak berhenti pada penebangan satu pohon di depan rumah jabatan.

“Kemarahan itu semestinya juga ditujukan pada pembabatan hutan secara masif akibat aktivitas tambang. Penebangan pohon dalam skala besar ini justru berpotensi menimbulkan bencana,” ujar Taufik.

(Red)

Share :

Baca Juga

Peduli lingkungan, Huabao salurkan peralatan pengelolaan sampah lewat program CSR/Ist

Morowali

Peduli Lingkungan, Huabao Salurkan Peralatan Pengelolaan Sampah Lewat Program CSR
Kebakaran di area PT ZTEN, salah satu tenant di kawasan PT IMIP, Rabu pagi (30/10/2024)/Ist

Morowali

PT IMIP Buka Suara soal Kebakaran di Pabrik Nikel PT ZTEN
Kantor Bawaslu Sulteng/hariansulteng

Morowali

Bawaslu Sulteng Benarkan Ketua dan Anggota KPU Morowali Dilaporkan ke DKPP
Foto bersama awak media dan Kepala Puskesmas Bahomotefe saat kunjungan pada Program CSR PT Vale Indonesia Tbk di Puskesmas Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah

Morowali

Program CSR PT Vale di Puskesmas Bahomotefe Ditargetkan Rampung Sebelum Bulan Ramadhan 2023
Cerobong asap PLTU berdiri di belakang SD Negeri Labota di kawasan PT IMIP, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali/hariansulteng

Morowali

Kasus ISPA di Wilayah Hilirisasi Nikel Morowali Capai 57.190 Orang
Kuasa Hukum Lima Perusahaan : dr Mardiman Sane

Bisnis

Lima Perusahaan yang Dilaporkan Polisi Bantah Palsukan Tanda Tangan Bupati Morowali
PT Vale Indonesia Tbk/Ist

Morowali

PT Vale Buka Suara soal Tudingan Serobot Lahan Masyarakat Adat di Morowali
Longsor terjadi di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah/Ist

Morowali

Longsor Timbun Pekerja di Kawasan PT IMIP: 1 Tewas, 2 Masih Dicari