Home / Parigi Moutong / Sulteng

Jumat, 20 Juni 2025 - 07:58 WIB

Tambang Ilegal Diduga Memicu Banjir di Bolano Lambunu

Banjir yang menggenangi salah satu rumah warga di Bolano Lambunu, Parigi Moutong (Sumber: BPBD Sulteng)

Banjir yang menggenangi salah satu rumah warga di Bolano Lambunu, Parigi Moutong (Sumber: BPBD Sulteng)

HARIANSULTENG.COM, PARIMO  Banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Bolano Lambunu, Parigi Moutong, sejak Selasa (17/6/2025) malam menyebabkan ribuan warga mengungsi.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah, terdapat 11 desa yang kena dampak, yaitu Desa Lembah Bomban, Desa Lambunu, Desa Wanamukti Utara, Desa Siendeng, Desa Wanamukti, Desa Wanamukti Barat, Desa Beringin Jaya, Desa Sritabaang, Desa Bolano, Desa Bolano Barat, dan Desa Bolano Utara.

Tim SAR masih berjibaku melakukan assessment di lokasi bencana. Hingga Rabu (18/6) pukul 22.08 Wita, petugas baru selesai mendata kerusakan di empat desa dari 11 desa terdampak.

Ada lebih dari 1.600 warga—termasuk 13 bayi dan 55 lansia—yang tersebar di empat desa telah mengungsi ke tempat lebih aman. Banjir juga mengakibatkan terputusnya akses jalan Dusun 3 Desa Wanamukti Utara.

“Hujan deras yang cukup lama mengakibatkan sungai meluap hingga merendam permukiman warga,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sulteng, Akris Fattah Yunus melalui keterangan tertulis.

Walau cuaca ekstrem diklaim menjadi faktor utama, warga dan pegiat lingkungan menganggap insiden banjir tidak lepas dari aktivitas tambang ilegal di Bolano Lambunu.

Suardi, seorang warga setempat, memberi kesaksian bahwa kegiatan pertambangan liar telah memicu laju kerusakan hutan di daerahnya.

Menurutnya, banjir besar di Bolano Lambunu menjadi cermin nyata bahwa bencana terjadi bukan sekadar fenomena alam, melainkan akumulasi dari cuaca ekstrem, kerusakan tata lingkungan, dan lemahnya pemeliharaan infrastruktur dasar.

Baca juga  Rugikan Negara Rp 7 Miliar, OJK Buka Suara Terkait Kasus Dugaan Korupsi Bank Sulteng

“Bukan hanya intensitas hujan yang tinggi, tetapi juga kerusakan lingkungan (akibat tambang) di wilayah hulu jadi faktor utama yang memperparah bencana ini,” ungkapnya, Kamis (19/6/2025).

Suardi juga mengatakan sistem drainase yang tidak memadai makin memperburuk situasi. Tak hanya banjir, longsor juga terjadi di beberapa titik yang mengancam keselamatan warga serta memutus akses antarwilayah.

“Pemerintah dan masyarakat perlu memandang kejadian ini sebagai peringatan serius yang tidak boleh diabaikan. Kami mendesak pemerintah untuk segera melakukan penanganan darurat bagi warga terdampak, termasuk evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar,” tuturnya.

PETI di Bolano Lambunu, menurut temuan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), diduga turut dimodali warga negara asing (WNA). Mereka meminta pihak imigrasi mengawasi ketat jalur masuknya WNA ke Sulteng.

Koordinator Jatam Sulteng, Moh Taufik, mengatakan bahwa aktivitas PETI di Bolano Lambunu sudah sejak lama beroperasi tanpa tersentuh hukum.

Kendati kerusakan lingkungan sudah nampak hingga memicu bencana banjir, Taufik menyebut sejauh ini belum ada penindakan hukum secara serius.

“Banjir yang terjadi tidak bisa kita lepaskan dari kegiatan PETI wilayah hulu yang terus beroperasi dan mengakibatkan rusaknya wilayah-wilayah penyangga. Aparat penegak hukum tidak mampu melakukan penindakan. Akibatnya bukan hanya kerugian keuangan negara, lemahnya penindakan juga mengundang bencana yang harus ditangggung oleh semua orang,” ungkapnya.

Lebih dari 1600 warga yang menempati beberapa desa di Bolano Lambunu terpaksa mengungsi akibat banjir (Sumber: BPBD Sulteng)

Lebih dari 1600 warga yang menempati beberapa desa di Bolano Lambunu terpaksa mengungsi akibat banjir (Sumber: BPBD Sulteng)

Maraknya aktivitas Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di Parigi Moutong baru-baru ini ikut disinggung Anggota Komisi II DPR RI, Longki Djanggola.

Baca juga  Penyerahan Guma Tandai Pergantian Gubernur Sulteng dari Rusdy Mastura kepada Anwar Hafid

Mantan gubernur Sulteng dua periode ini terang-terangan menyebut ada bekingan oknum aparat di balik operasi pertambangan ilegal di daerah penghasil durian tersebut.

“Saya menduga ada oknum-oknum yang membekingi PETI ini. Itu pengamatan saya. Apakah itu oknum berbaju cokelat atau hijau, sama saja,” ucap Longki kepada jurnalis di sela kegiatan resesnya di Parigi Moutong, Selasa (17/6/2025).

Kecurigaan Longki makin kuat setelah Ditreskrimsus Polda Sulteng mendatangi lokasi PETI di Desa Kayuboko, Kecamatan Parigi Barat, 22 Mei 2025 lalu.

Sayangnya polisi menduga rencana operasi lebih dulu bocor karena mereka tidak menemukan aktivitas apapun ketika sampai di lokasi. “Saya mempertanyakan siapa yang membocorkan informasi itu selain kalangan internal kepolisian sendiri,” ucap Longki.

Bila melirik sedikit ke belakang, Pemprov Sulteng di era Longki Djanggola-Rusli Dg. Palabbi sudah menaruh perhatian serius terhadap praktik PETI di Bolano Lambunu.

Pada Mei 2021, Rusli Dg. Palabbi berkunjung ke Kota Nagaya, salah satu desa di Bolano Ambunu yang terkena dampak dari pertambangan emas ilegal.

“Kunjungan kami ini melihat pertambangan emas. Dan saya memastikan bahwa proses penambangan emas tersebut adalah ilegal dan sudah beberapa kali berpindah-pindah tangan,” ujar Rusli di hadapan warga kala itu, melansir Media Alkhairaat.

(Fandy)

Share :

Baca Juga

Asisten bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Palu, Usman menghadiri acara ramah tamah peringatan HUT ke-13 Kelurahan Pantoloan Boya, Rabu (26/02/2025)/Pemkot Palu

Palu

Asisten Setda Kota Palu Hadiri Ramah Tamah Perayaan HUT ke-13 Kelurahan Poboya
Hadianto Rasyid di acara peluncuran Palu Sport Event, Senin malam (22/5/2023)/hariansulteng

Palu

Didorong Maju Pilgub Sulteng 2024, Begini Jawaban Hadianto Rasyid
Persiapan Basarnas Palu dalam melakukan pencarian warga Desa Tonggolobibi yang hilang saat memancing ikan gabus/istimewa

Donggala

Warga Desa Tonggolobibi Donggala Dilaporkan Hilang Saat Pergi Memancing
Pjs Wali Kota Palu, Muchsin Husain Pakaya membuka kegiatan Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) XXVII tingkat Kota Palu tahun 2024, Sabtu (2/11/2024)/Pemkot Palu

Palu

Buka STQH XXVII, Pjs Wali Kota Palu: Wahana Tumbuhkan Ukhuwah Islamiyah
Ilustrasi

Sulteng

Kru AnakUntad.com Dapat Ancaman Pembunuhan Usai Unggah Dugaan Kegiatan Fiktif Kampus
Ilustrasi upacara HUT ke-57 Sulawesi Tengah tahun 2021/Korem 132 Tadulako

Sulteng

Pemprov Tiadakan Upacara HUT ke-58 Sulawesi Tengah

Morowali Utara

Situasi di PT GNI Semakin Kondusif, Aktivitas Perusahaan Berjalan Normal
Universitas Tadulako laksanakan wisuda angkatan 113, Kamis (25/8/2022)/hariansulteng

Sulteng

Untad Cetak 1.374 Wisudawan, Gubernur Sulteng: Jangan Hanya Bercita-cita Jadi PNS