HARIANSULTENG.COM, PALU – Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Tadulako (Untad), Moh Wiranto Basatu menjadi korban pengeroyokan terduga oknum polisi.
Pengeroyokan tersebut terjadi di Kompleks Bumi Roviga Jl Untad 1, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (1/1/2022).
Penasehat hukum Wiranto, Prayogo Alwi Yunus mengatakan, kejadian itu bermula saat kliennya sedang dalam perjalanan mengendarai mobil.
Saat di depan Rumah Sakit (RS) Untad, Wiranto berpapasan dengan tiga pengendara motor berjumlah enam orang.
“Enam orang itu ugal-ugalan dengan berjalan zigzag di jalan. Mereka kemudian melontarkan ejekan melalui gerakan tubuh dan tertawa kepada Wiranto,” ujar Prayogo, Minggu (2/1/2022).
Melihat hal tersebut, Wiranto kemudian menanyakan maksud dari ejekan yang tujukan terhadapnya.
Keenam orang tadi justru merespon dengan suara keras meminta Wiranto agar berhenti dan turun dari kendaraannya.
Namun Wiranto tidak menggubris dan tetap melanjutkan perjalanan ke rumah keluarganya di BTN Bumi Roviga.
Keenam pelaku ternyata terus membuntuti hingga sampai di rumah keluarga korban.
“Setiba di lokasi, disitulah terjadi cekcok antara Wiranto dengan keenamnya. Kemudian terjadi pengeroyokan dari enam orang tadi kepada Wiranto,” terang Prayogo.
Atas kejadian itu, baju Wiranto sobek dan mengalami lebam nyaris di seluruh bagian tubuhnya, baik kepala, dada, tangan dan kaki.
Prayogo mengatakan, Wiranto di hari yang sama langsung melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng).
Oleh Propam Polda Sulteng, mahasiswa Fakultas Teknik Untad itu dipertemukan dengan keenam pelaku.
Dari pertemuan itulah Wiranto mengetahui bahwa para pelaku merupakan oknum Detasemen Khusus (Densus) 88.
“Kami dari YBH Hijau Hitam akan mendampingi kasus yang dialami saudara Wiranto. Kami harap keadilan bisa ditegakkan dan kejadian ini tak terulang,” tutur Prayogo.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Polda Sulteng belum memberikan keterangan resmi atas peristiwa tersebut. (Agr)