HARIANSULTENG.COM, PALU – Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menanggapi terkait kasus dugaan intimidasi terhadap Ketua BEM Universitas Indonesia (UI), Melki Sedek Huang dan keluarganya.
Intimidasi itu diduga berkaitan dengan kritik keras Melki terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres-cawapres yang memuluskan jalan Gibran masuk dalam kontestasi Pilpres 2024.
Ganjar menilai pemerintah mestinya tidak alergi terhadap kritik yang disampaikan khususnya dari anak-anak muda.
Hal itu diutarakan Ganjar menanggapi pertanyaan salah satu anak muda soal kasus Melki saat berkampanye di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/12/2023).
“Kalau pemerintah dikritik apa yang mesti dilakukan? Kalau saya dikritik ya jangan baperan,” kata Ganjar.
Ganjar menyebut dirinya tak masalah dan sudah terbiasa sering dikritik selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Ia menuturkan, pemerintah perlu mendengar setiap kritik yang disampaikan masyarakat melalui aksi yang dilakukan mahasiswa.
“Waktu saya didemo ramai-ramai, (pendemo) nggak mau ketemu sekda atau kepala dinas. Pokoknya harus Pak Ganjar. Yah sudah saya datang. Ketika saya datang, nggak apa-apa tuh. Kritik yang kita dengarkan, benar atau tidak perlu dijawab,” ucapnya.
Terkait kasus Ketua BEM UI, Ganjar merasa kagum terhadap orangtua terutama Ibu Melki yang berhasil melahirkan anak yang kritis.
“Maka satu kritik nggak usah baperan. Melki betapa bangganya saya melihat ibumu bisa melahirkan anak yang tangguh dan pemberani. Anak-anak kita menjadi cerdas, kritis dan tidak takut dengan siapapun,” ujar Ganjar.