HARIANSULTENG.COM, NASIONAL – Trgaedi bentrokan antara pekerja lokal dan asing di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) Kabupaten Morowali Utara turut mendapat sorotan dari Rocky Gerung.
Pengamat politik sekaligus intelektual publik Indonesia itu menilai kepolisian terlalu terburu-buru menjelaskan kepada publik bahwa kerusuhan di PT GNI dipicu adanya provokator.
“Morowali itu simbol perlawanan rakyat. Rakyat nggak mungkin diprovokasi kalau dia nggak lihat keadilan di situ. Dan dianggap bahwa seolah-olah kalau provokatornya ditangkap maka selesai masalah,” katanya dilansir dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (20/1/2023).
Alih-alih mengungkap fakta penting secara menyeluruh di balik peristiwa, narasi yang kerap disampaikan polisi hanya soal provokator dalam bentrokan pada 14 Januari 2023 lalu.
Sebaliknya, ia menganggap penjelasan dari Kemenaker lebih dapat diterima. Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Ida Fauziyah membeberkan bahwa akar masalah itu adalah tuntutan para buruh yang belum direspon oleh pihak perusahaan.
Olehnya, Rocky Gerung menuding Istana sebagai provokator karena melalui kebijakan-kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat mengakibatkan 2 pekerja PT GNI meninggal dunia.
Artinya, pemerintah selama ini terkesan memprioritaskan pekerja China ketimbang pekerja dari rakyatnya sendiri.
“Pak Sigit (kapolri) terlalu dini, terlalu simple untuk mengatakan ini provokator. Dalam ilmu kriminal, soal keresahan buruh itu nggak ada provokatornya, yang ada adalah fakta ketidakadilan. Menteri tenaga kerja bagus, dia paham bahwa di balik ini ada perencanaan ekonomi politik yang kacau,” jelas Rocky.