Seingat sumber kami, bagi-bagi cuan itu dilakukan setelah peristiwa pengrusakan kantor dan pembakaran alat berat milik PT AKM pada September 2022 silam.
Kami telah mengirimkan permohonan konfirmasi kepada PT AKM namun tak mendapat respons hingga laporan ini tayang.
Titik lokasi penambangan di wilayah Poboya hanya berpaut sekitar tujuh kilometer dari Mako Polda Sulteng, dan sekadar berjarak 10 kilometer dari Kantor Gubernur Sulteng.
Dugaan tambang ilegal ini berada persis di depan mata aparat penegak hukum, dan pemerintah daerah yang punya kewenangan untuk melakukan pengawasan.
Jejaring di Balik Bisnis AKM
Kami memeriksa sejumlah dokumen publik terkait–termasuk akta perusahaan–PT AKM dan mendapati jaringan yang melibatkan pengusaha, politikus, serta pensiunan jenderal polisi di baliknya.

Jejaring di balik bisnis PT AKM/hariansulteng
Secara formal, perusahaan pemegang Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) bernomor 59/01/IUJP/PB/PMDN/2022 itu tercatat berkedudukan di Kompleks Ruko Puri Mutiara Blok D 110-111, Jalan Griya Utama, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Abdul Rakhman Baso.
Dalam akta perubahan tertanggal 20 Desember 2024, Rakhman menduduki posisi komisaris utama di PT AKM.
Di Sulawesi Tengah, ia bukan sosok asing. Pensiunan jenderal bintang dua ini pernah menjabat sebagai Kapolda Sulteng pada 2020-2021.
Selama berdinas, Abdul Rakhman Baso meniti karier di Korps Brigade Mobil (Brimob), termasuk pernah menduduki posisi Wakil Komandan Korps Brimob Polri pada 2018-2020.
Di kursi direktur utama PT AKM, terdapat nama Adi Gunawan. Di lingkaran pertambangan, pria kelahiran Sukabumi, 29 Januari 1973 ini lebih dikenal dengan nama Ko Liem.
Namanya kerap disebut dalam perbincangan seputar aktivitas PT AKM dan pertambangan emas di Poboya.
Tak seperti namanya yang sering disebut, minim sekali informasi publik yang bisa didapat berkaitan dengan Adi Gunawan.
Ko Liem tak sendiri. Dua direktur turut mendampinginya: Bintang Septo Drestanto dan Muhammad Khadafi Badjerey.
Nama terakhir, Khadafi, memiliki latar belakang politik dan aktivisme di Sulteng. Saat dikonfirmasi, pria kelahiran Batui 41 tahun lalu ini membenarkan keterlibatannya dalam PT AKM.
“Saya masuk dalam kepengurusan, tetapi saya belum tahu apakah terjadi perubahan baru atau tidak,” ujar Khadafi, Sabtu (11/01/2025).
Ia mengaku pernah menghadiri beberapa pertemuan bisnis terkait PT AKM pada 2022, tetapi menolak dikaitkan dengan lembaga lain.
Namun bagaimana pun, publik mengenalnya sebagai Wakil Ketua DPW NasDem Sulteng. Pada Pemilu 2024, ia terdaftar sebagai caleg DPRD Sulteng dari Dapil IV.
Kedekatannya dengan Ahmad Ali, mantan Wakil Ketua Umum DPP NasDem yang maju di Pilgub Sulteng 2024, bukan rahasia.
Dalam Pilgub Sulteng 2024, Khadafi adalah salah satu tokoh kunci dalam tim pemenangan pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri.
Khadafi Badjerey nyaris tak pernah absen dari momen-momen kampanye dan rajin membagikan dokumentasi kampanye di media sosial.