Home / Opini

Minggu, 10 Maret 2024 - 22:31 WIB

Menag Larang Penggunaan Pengeras Suara saat Ramadan, Badko HMI Sulteng: Sesat dan Menyesatkan

Ketua Umum Badko HMI Sulteng, Alief Veraldhi/Instagram @aliefvrldhi

Ketua Umum Badko HMI Sulteng, Alief Veraldhi/Instagram @aliefvrldhi

Penulis : Alief Veraldhi
Ketua Umum Badko HMI Sulteng

Bulan ramadan adalah bulan pengampunan, bulan kasih sayang tuhan, bahkan bulan pembebasan dari neraka. Bulan ramadan adalah bulan penuh berkah.

Banyak sekali peristiwa monumental, khususnya dalam sejarah dunia islam terjadi di bulan Ramadhan. Sebutlah misalnya Lailatul Qadr, malam turunnya Alquran ke langit bumi sekaligus menandai kenabian dan kerasulan Muhammad SAW

Peristiwa fenomena lain yang terjad di bulan ramadan ialah perebutan kembali kota suci Mekkah (Fath Makkah), penaklukan wilayah-wilayah baru dalam dunia islam. Semua peperangan yang dilakukan dalam bulan Ramadhan, umat islam mengalami kemenangan besar, termaksud di antaranya peperangan Badr yang terkenal itu.

Sebagai umat Islam Indonesia, kita juga tidak boleh lupa bahwa proklamasi kemerdekaan yang setiap tahun kita peringati juga bertepatan di bulan suci ramadan

Indonesia, adalah negara dengan mayoritas penduduknya IsIam yang paling semarak menyelenggarakan amaliah ramadan. Tidak ada negara yang memberilkan apresiasi semarak dan syiar ramadan sebesar Indonesia.

Baca juga  SEMMI Sulteng Siap Dukung Polri Jaga Harkamtibmas Jelang Ramadan

Syiar itu bukan hanya telihat di perkotaan, di mana hotel-hotel dan perkantoran didekorasi sebagaimana layaknya rumah ibadah muslim. TV, media cetak dan elektronik juga memberikan nuansa khusus di bulan Ramadan. Demikian pula dipelosok pedesaan. Kelompok-kelompok yang membangunkan orang untuk makan sahur berkeliling desa memukul benda-benda tertentu sambil bernyanyi dan berteriak “Sahur…sahur.. sahur…”

Bulan ramadan kali ini sepertinya akan menjadi sangat berbeda setelah pelayangan surat edaran aturan baru oleh Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas jelang Ramadhan 1445 Hijriah/2024 yang sangat menyita perhatian.

Pasalnya imbauan kontroversial tersebut berisikan larangan penggunaan pengeras suara saat tarawih dan tadarus selama bulan ramadan, selama pelaksanaan bulan ramadan tahun ini.

Suara apa yang Yaqut Cholil Choumas takuti?

Sekelas Menteri Agama membangun hal kontroversi terkait agama. Yaqut Cholil Choumas buta pada Agama! Karena orang yang paham tentang agama, tentu statement yang dibangun memberikan keselamatan dan kedamaian bagi agama, bukan yang terjadi adalah sebaliknya.

Baca juga  Jelang Ramadan, Ini Daftar Harga Minyak Goreng di Palu dari Masku Hingga Kunci Mas

Menteri Agama telah kehilangan tata nilai spritualitas, integritas, dan empati dalam berAgama dan berIslam, jika kita menganggap ini adalah hal yang sepeleh maka menunggu waktu saja, Islam tinggal nama, Alquran tinggal tulisan, masjid tinggal bangunan.

Indonesia bukan negara agama, bukan pula negara yang mengakui adanya salah satu agama resmi, dan tentu saja bukan negara sekuler.

Indonesia adalah negara Pancasila di mana semua agama dan masing-masing pemeluknya diperlakukan sama sebagai warga negara Indonesia. Tidak ada negara ekslusif yang harus lebih dominan di antara agama-agama lainya, sekalipun di antaranya ada agama mayoritas mutlak yang dianut oleh warganya.

Menteri Yaqut Cholil Choumas gagal memahami masjid sebagai sarana pemberdayaan umat. Masjid dalam lintasan sejarah dunia IsIam, khususnya di masa Rasullulah SAW tidak hanya digunakan untuk ibadah ritual semata, di masa beliau masjid juga berfungsi untuk berbagai kepentingan umum, bahkan untuk menjalankan kepentingan pemerintahan.

Share :

Baca Juga

Azman Asgar/Ist

Opini

Kebersihan, Pijakan Dasar Kota Jasa
Advokat Kantor Hukum Tepi Barat and Associates, Rukly Chayadi/Ist

Opini

Ketika Pelindung Malah Jadi Predator: Perlunya Tindakan Tegas Terhadap Oknum Polisi
Advokat Kantor Hukum Tepi Barat and Associates, Rukly Chayadi/Ist

Opini

Ribut-ribut Tambang Ilegal PT AKM: Ketidaktegasan Polri Malah Menambah Masalah
Ketua Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako, Muhammad Sabri Syahrir/Ist

Opini

Refleksi Hari K3 Internasional
Direktur Eksekutif Yayasan Tanah Merdeka, Richard Labiro/Ist

Opini

Yayasan Tanah Merdeka Respons Kunjungan Badko HMI Sulteng ke Balai Besar TNLL
Direktur Eksekutif Yayasan Tanah Merdeka, Richard Labiro/Ist

Opini

Merespons Situasi Terkini Ibu Kota Nusantara dari Perspektif Kelas Sosial
Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Badko HMI Sulteng, Moh Ridho P Hasan/Ist

Opini

Islam, Indonesia dan HMI: Resolusi Konflik dan Arah Kebijakan Negara Kunci Perdamaian Dunia
Koordinator Jatam Sulteng, Moh. Taufik/hariansulteng

Opini

100 Hari Anwar-Reny: Empat Catatan Kritis JATAM Sulteng