Home / Palu

Minggu, 21 November 2021 - 21:59 WIB

Mahasiswi UGM Kritik Cara Pemerintah Tangani Gempa dan Tsunami Palu 2018

Mahasiswi UGM Yogyakarta, Rahma Dani Dewi menjadi narasumber di webinar bertajuk

Mahasiswi UGM Yogyakarta, Rahma Dani Dewi menjadi narasumber di webinar bertajuk "Kaum Muda Sebagai Pelopor Penanggulangan Resiko Bencana", Minggu (21/11/2021)/hariansulteng

HARIANSULTENG.COM, PALU – Mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rahma Dani Dewi mengkritik cara Pemerintah dalam menangani bencana di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Rahma menuturkan, besarnya dampak bencana 2018 silam akibat dari kegagalan pemerintah dalam memitigasi.

“Buruknya mitigasi menjadi penyebab banyaknya korban jiwa terutama perempuan,” ujarnya dalam webinar bertajuk ‘Kaum Muda Sebagai Pelopor Penanggulangan Risiko Bencana’, Minggu (21/11/2021).

Selain kuliah, Rahma juga saat ini menjabat sebagai Direktur Internal Yayasan Sikola Mombine.

Sikola Mombine merupakan organisasi berbadan hukum yayasan yang didirikan di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Baca juga  Hari Ketiga Lebaran, Warga Habiskan Waktu Libur di Masjid Apung Bekas Tsunami Palu

Organisasi ini fokus terhadap pendidikan, pengorganisasian dan advokasi hak-hak perempuan yang termarjinalkan.

Sikola Mombine mencatat, jumlah korban meninggal maupun hilang akibat gempa disertai tsunami di Palu tiga tahun lalu mencapai 1.958 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.083 atau 55,3 persen korban berjenis kelamin perempuan.

“Korban bencana kebanyakan dari perempuan. Data ini kami kumpul dari 46 kelurahan se-Kota Palu,” ungkap Rahma.

Baca juga  Kapolresta Palu Tegaskan Tak Pandang Bulu Berantas Aktivitas Perjudian

Menurutnya, buruknya penanganan bencana juga berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan korban terkhusus perempuan.

Ia mencontohkan pembangunan shelter pengungsian yang tidak responsif gender bagi para korban bencana.

Bahkan kata Rahma, masalah ini sudah beberapa kali disoroti oleh lembaga perempuan lainnya di Sulawesi Tengah.

“Perempuan butuh sekat atau ruang privasi. Contoh kecil untuk berganti pakaian, menyusui, berhijab maupun aktivitas perempuan lainnya. Pembangunan shelter kerap mengabaikan hal-hal ini,” tutur mahasiswi S2 Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan UGM tersebut.(hs)

Share :

Baca Juga

Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid memimpin langsung rapat kerja Pemerintah Kota Palu tahun 2025 di Ballroom Hotel Best Western, Kamis (23/01/2025)/Pemkot Palu

Palu

Rapat Kerja Pemkot Palu 2025, Hadianto Rasyid Tekankan Efisiensi Anggaran
Kapolda Sulteng, Irjen Agus Nugroho menggelar silaturahmi bersama para ulama dan tokoh ormas Islam di salah satu restoran di Kota Palu, Kamis malam (27/02/2025)/Ist

Palu

Perkuat Sinergi Jaga Kamtibmas Selama Ramadan, Kapolda Sulteng Gelar Silaturahmi dengan Ulama
Ketua Komisi A DPRD Kota Palu, Mutmainah Korona/Instagram @mutmainahkorona

Palu

Anggota DPRD Kota Palu Soroti Kasus Pencabulan Anak di Ujuna “Dicuekin” Polisi
Mayat bayi laki-laki ditemukan di tempat pembuangan akhir (TPA) Kelurahan Kawatuna, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (4/12/2024)/Ist

Palu

Pemulung Temukan Mayat Bayi di TPA Kawatuna Palu, Diduga Hasil Hubungan Gelap
Kapolresta Palu, Kombes Barliansyah melaksanakan kegiatan Santai Bareng dan Curhat bersama masyarakat Kelurahan Lolu Utara, Kamis (12/1/2023)/Ist

Palu

Serap Aspirasi, Kapolresta Palu Kombes Barliansyah Temui Warga 3 Kali Seminggu
Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan rapat kerja (raker) dengan tema "Konsolidasi Pelaksanaan Program Kerja Tahun Anggaran 2024: Capaian dan Target Kinerja dan Sinergisitas Dalam Transformasi”, Kamis (21/12/2023)/hariansulteng

Palu

Untad Gelar Rapat Kerja Bahas Pelaksanaan Program Tahun Anggaran 2024
Final Piala Dunia 2022 mempertemukan Argentina vs Prancis/Instagram @jadwalpialadunia_

Palu

40 Tenant Kuliner Bakal Ramaikan Nobar Final Piala Dunia di Kantor Wali Kota Palu Malam Ini
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menemukan dugaan aktivitas ilegal di area tambang emas Kelurahan Poboya, Kota Palu, Sulawesi Tengah/Ist

Palu

Fraksi NasDem Dinilai Tebang Pilih Sikapi Kisruh Tambang Emas Poboya, Lupa Kasus AKM?