HARIANSULTENG.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat terutama generasi muda soal mitigasi bencana.
Pemuda dinilai kurang berpartisipasi dalam setiap kegiatan sosialisasi mengenai penanggulangan bencana alam.
Hal itu diungkapkan Kepala Sub Bidang Kesiapsiagaan BPBD Sulteng, Frans Octavianus, Minggu (21/11/2021).
“Setiap kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana kami selalu melibatkan organisasi kepemudaan. Hanya memang ada kecenderungan pemuda sepertinya kurang berkenan,” katanya dalam webinar bertajuk ‘Kaum Muda Sebagai Pelopor Penanggulangan Resiko Bencana’.
Padahal, kata Frans, kalangan ahli telah menetapkan Sulawesi Tengah sebagai daerah ‘supermarket bencana‘.
Pemerintah sebenarnya telah memberikan atensi tinggi terhadap Sulteng bahkan sebelum gempa dan tsunami 2018.
Sejumlah wilayah seperti Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala berpotensi terkena dampak besar bila sewaktu-waktu gempa bumi terjadi.
Sehingga menurut Frans, besarnya kerugian maupun korban jiwa akibat gempa disertai tsunami 2018 akibat kurangnya mitigasi dan kewaspadaan.
“Kami berharap pemuda turut andil dalam masalah ini. Aneh rasanya jika seseorang tinggal di daerah rawan tapi tidak mau belajar tentang mitigasi bencana,” ujarnya.(hs)