Pada 2016, jumlah penduduk miskin Kota Palu sebanyak 26,24 ribu jiwa atau sebesar 7,06 persen. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2015 yang mencapai 7,42 persen.
Berdasarkan data BPS sejak 2016 hingga 2020, tren angka kemiskinan di zaman pemerintahan Hidayat mengalami fluktuasi.
Persentase penduduk miskin yang tadinya terus turun di angka 6,01 persen pada 2018, kembali naik tahun 2020 sebesar 6,80 persen.
Peralihan kekuasaan dari Hidayat ke Hadianto Rasyid diketahui masih dihadapkan dengan kondisi pandemi Covid-19.
Di tahun pertama Hadianto menjabat Wali Kota Palu, persentase penduduk miskin naik menjadi 7,17 persen atau sebanyak 28,60 ribu jiwa.
Akan tetapi berjalan dua tahun kemudian, persentase penduduk miskin menunjukkan tren penurunan hingga mampu ditekan di angka 6,56 persen pada 2023.
4. Tingkat Pengangguran
Sama seperti masalah kemiskinan, tingkat pengangguran di era Hidayat tercatat mengalami tren yang fluktuatif.
Tingkat pengangguran terbuka dari awalnya sebesar 6,56 persen di tahun 2017 turun menjadi 5,81 persen pada 2018.
Akan tetapi, jumlah ini perlahan mengalami lonjakan terutama pascabencana 2018 dan selama periode Covid-19.
Persentase tingkat pengangguran dari sebesar 5,81 persen di tahun 2018 naik menjadi 6,36 persen di tahun 2019, hingga menyentuh angka 8,37 persen pada tahun berikutnya.
Memasuki masa pemerintahan Hadianto Rasyid, tingkat pengangguran Kota Palu cenderung turun seiring meredanya pandemi Covid-19.
Tingkat pengangguran terbuka di era Hadianto mengalami penurunan dari tahun 2021 sebesar 7,61 persen turun di angka 5,64 persen pada 2023.
(Red)