HARIANSULTENG.COM, PALU – Hadianto Rasyid dan Hidayat disebut-sebut bakal kembali berhadapan dalam kontestasi Pilkada Kota Palu 2024.
Keduanya diketahui telah melakukan proses pendaftaran di sejumlah partai politik. Hadianto sebagai calon petahana, sedangkan Hidayat merupakan mantan Wali Kota Palu periode 2016-2021.
Hidayat dan Hadianto sebelumnya pernah bertarung di Pilkada Kota Palu 2020. Kala itu terdapat 4 pasangan calon (paslon) yang memperebutkan kursi wali kota dan wakil wali kota.
Mereka di antaranya Aristan-Muhammad Wahyuddin, Hadianto Rasyid-Reny A Lamadjido, Hidayat-Habsa Yanti Ponulele, dan Imelda Liliana Muhidin-Arena Jr Parampasi.
Hasilnya, Hadianto-Reny dinyatakan sebagai pemenang usai mengantongi dukungan 64.249 suara. Sementara Hidayat-Habsa berada di peringkat ketiga dengan raihan 30.372 suara.
Dari sejumlah nama yang mencuat dalam bursa Pilkada Kota Palu 2024, Hadianto dan Hidayat menjadi figur yang menjadi sorotan karena keduanya pernah memimpin ibu kota Sulawesi Tengah selama satu periode.
Berikut perbandingan kinerja ekonomi Kota Palu era Hidayat dan Hadianto selama memimpin berdasarkan data yang dirangkum HarianSulteng.com.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Hidayat bersama pasangannya Sigit Purnomo Said atau Pasha ‘Ungu’ memimpin Kota Palu sejak Februari 2016 hingga Februari 2021.
Selama 2016-2020, ekonomi Kota Palu tumbuh 11,15 persen berdasarkan laju pertumbuhan PDRB atas harga konstan 2010 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Pertumbuhan ekonomi tertinggi di masa pemerintahan Hidayat terjadi pada 2016 sebesar 6,12 persen.
Namun, masa pemerintahan Hidayat diuji oleh bencana gempa tahun 2018 disusul pandemi Covid-19 dua tahun kemudian.
Kondisi ini membuat pertumbuhan ekonomi Kota Palu terkontraksi menjadi minus 4,54 persen pada tahun 2020.
Per 16 Februari 2021, kepemimpinan kemudian beralih kepada Hadianto Rasyid bersama wakilnya Reny A Lamadjido.
Berbeda dari periode sebelumnya, Hadianto-Reny sebagai pemenang Pilkada Kota Palu 2020 hanya menjabat selama kurang lebih 4 tahun.
Secara persentase, pertumbuhan ekonomi di era Hadianto naik 9,49 persen sejak 2021 hingga 2023, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,08 persen berdasarkan laju PDRB atas harga konstan 2010.
2. Nilai PDRB
PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur kondisi perekonomian khususnya di level daerah.
Hidayat di tahun pertama menjabat sebagai Wali Kota Palu mencatatkan nilai PDRB atas harga berlaku sebesar Rp 18.659,65 miliar pada 2016.
Di tahun kelima atau 2020, nilai PDRB Kota Palu menyentuh Rp 24.175,89 miliar. Artinya, besaran PDRB Kota Palu atas harga berlaku di era Hidayat naik Rp 5.516,24 miliar atau setara 29,56 persen.
Sementara perekonomian Kota Palu berdasarkan nilai PDRB atas harga berlaku pada tahun pertama Hadianto Rasyid (2021) mencapai Rp 26.135,95 miliar.
Dua tahun kemudian atau pada 2023, nilai PDRB Kota Palu naik menjadi Rp 30.787,24 miliar atau sebesar 15,50 persen.
3. Angka Kemiskinan
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.