HARIANSULTENG.COM, PALU – Di tengah kenaikan harga BBM, sekelompok emak-emak di Kota Palu menyulap sampah menjadi BBM jenis solar, premium dan minyak tanah.
Produk dari kelompok Ngapa Inovasi, Kelurahan Taipa itu pun mengundang perhatian saat dipamerkan di Festival Produk Alternatif dan Daur Ulang, Sabtu (24/9/2022).
Kegiatan itu diselenggarakan oleh IBU Foundation di Taman Huntap Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Sebelum menyulap sampah jadi BBM, Ngapa Inovasi mengumpulkan dan membeli sampah plastik dari warga.
“Awalnya sampah itu kami cari sendiri dan beli dari masyarakat, kalau sudah dipilah itu Rp 3 ribu per kilo kemudian diolah jadi BBM. Baru di tahun 2019 itu sudah bermitra dengan bank sampah,” ungkap Ketua Kelompok Ngapa Inovasi, Asmawati.
Meski menjadi alternatif BBM, Asmawati menerangkan bahwa hasil inovasi ini masih dikonsumsi di lingkungan sekitar, baik untuk perahu, sepeda motor maupun mobil.
Padahal, satu liter BBM dari olahan sampah tersebut hanya dibanderol Rp 7 ribu – Rp 10 ribu liter dan sudah melalui proses penelitian.
Asmawati mengaku sudah meminta pemerintah agar pengelolaan sampah menjadi bahan bakar ini bisa diproduksi secara massal.
“Semua sampah bisa terkelola kecuali popok. Sudah ada yang meneliti ini, dan hasilnya aman digunakan, tidak mempengaruhi kualitas mesin. Yang gunakan masih di lingkungan Kelurahan Taipa, sementara SDM kami terbatas,” ucapnya.
“Selain mengolah jadi BBM, kami juga menjual bahan bakunya ke vendor untuk menggaji karyawan. Kami harap pemerintah bisa memfasilitasi agar produk begini bisa diproduksi massal dan dikonsumsi masyarakat luas,” kata Asmawati. (Sub)