HARIANSULTENG.COM, PALU – Massa dari Front Pemuda Kaili (FPK) menggelar aksi demonstrasi terkait dampak aktivitas tambang PT Citra Palu Minerals (CPM) di Poboya.
FPK lebih dulu mendatangi Kantor Gubernur Sulteng di Jalan Sam Ratulangi, Kota Palu, Senin (10/02/2025).
Massa menyebut rencana tambang bawah tanah CPM menjadi ancaman nyata yang membahayakan infrastruktur, lingkungan serta ketidaknyamanan bagi masyarakat.
Rencana operasi tambang bawah anak perusahaan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) itu dianggap telah mengabaikan risiko gempa di jalur Sesar Palu-Koro.
Sesar Palu-Koro dikenal sebagai salah satu sesar paling aktif di Indonesia, dan pernah meluluhlantakkan daratan Kota Palu dan sekitarnya pada September 2018.
“2018 kita sudah cukup merasakah kesedihan. Jangan sampai anak cucu kita ke depan merasakan hal serupa karena sebuah kecerobohan. Olehnya kami menuntut agar izin CPM dicabut dan aktivitasnya dihentikan,” ujar seorang massa aksi dalam orasinya.
Selain itu, FPK juga menilai aktivitas pertambangan CPM telah menimbulkan degradasi lingkungan khususnya ekosistem di Sungai Pondo.
Aksi demonstrasi FPK ini diterima langsung oleh Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura. Ia berjanji akan meneruskan aspirasi tersebut kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
“Nanti saya sampaikan dan bertemu Bahlil. Walaupun saya nanti sudah tidak menjadi gubernur, tetapi saya bagian dari aspirasi masyarakat,” ucap Cudy, sapaan Rusdy Mastura di hadapan massa aksi.
Mengingat masa jabatannya yang tinggal menghitung hari, Cudy juga akan menyampaikan persoalan tersebut kepada gubernur baru.
“Gubernur yang baru saya beri tahu juga agar dicarikan solusi terbaik. Kalaupun beroperasi (tambang bawah tanah), ada manfaat yang rasakan rakyat,” imbuhnya.
Setelah menyampaikan aspirasi di kantor gubenur, FPK melanjutkan aksi serupa di Kantor PT CPM di Poboya.
(Fat)