HARIANSULTENG.COM, PALU – Dua perwakilan dari PT Donggi Senoro Liquefied Natural Gas (DSLNG) menjadi pembicara dalam dialog hari pertama Festival Media Hijau di Taman Gor, Kota Palu, Sulaweai Tengah, Minggu (10/12/2023).
Keduanya membahas tentang pemanfaatan LNG sebagai sumber energi yang ramah lingkungan sesuai tema festival tentang isu perubahan iklim dan energi baru terbarukan (EBT).
LNG disebut-sebut sebagai sumber energi alternatif di tengah tingginya penggunaan bahan bakar fosil yang menyebabkan perubahan iklim semakin cepat.
“Energi fosil memang dampaknya ada terhadap lingkungan. Era transisi menuju energi baru terbarukan memang membutuhkan proses. Dan salah satu alternatif yang ada di depan mata yaitu LNG,” ujar Coorporate Communication Manager DSLNG, Andhika Paramandana.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bisnis LNG, kehadiran PT Donggi Senoro diharapkan dapat mendukung upaya percepatan transisi energi khususnya di Sulawesi Tengah.
Perusahaan yang didirikan atas penanaman modal asing (PMA) itu terletak di Kabupaten Banggai, sekitar 45 kilometer sebelah tenggara Kota Luwuk.
Kilang LNG berdiri di atas lahan seluas lebih dari 300 hektar, di pesisir pantai yang menghadap Selat Peling, yang menawarkan jalur pelayaran di lautan yang dalam dari Surabaya dan Makassar ke Luwuk dan Manado.
Andhika menyebut LNG memiliki emisi lebih rendah daripada minyak bumi. Umumnya, kata dia, selisih perbandingan hasil emisi CO2 antara LNG dan minyak bumi mencapai 40 – 50 persen.
“Misal kalau ada turbin pembangkit listrik, energi dari minyak bumi mengasilkan emisi yang lebih tinggi dari LNG. Hasil emisi LNG 40 sampai 50 persen lebih rendah dari hasil buangan emisi minyak bumi,” ungkapnya.