HARIANSULTENG.COM, PARIMO – Gakkum diminta segera menangkap para cukong dan menyita belasan alat berat yang ditengarai melakukan aktivitas tambang ilegal di hulu sungai Taopa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).
Desakan itu datang dari Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Rakyat Merdeka Tanggap (FORMAT) Parimo atas keluhan warga setempat.
Ketua Format, Rustam H Husen mencatat sejumlah inisial pemilik alat berat yang diduga kuat terlibat aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI).
Pera pemilik dan cukong tersebut antara lain H KWN (2 unit alat berat), AO (2 unit), GR (5 unit), LE (2 unit), dan RK (4 unit).
“Kami mendesak Polhut Gakkum untuk segera mengusut dan menangkap para cukong tersebut sebagai dalang utama kegiatan PETI,” ujar Rustam, Sabtu (8/11/2025).
Ia menduga maraknya aktivitas PETI di sejumlah lokasi lantaran dibeking oleh pihak-pihak tertentu, sehingga para pelaku bebas mengeruk gunung dan menggali sungai.
“Ini tidak bisa dibiarkan. Gakkum harus tegas, tangkap mereka karena sudah merusak hutan dan aliran sungai,” tandasnya.
Rustam mengemukakan, jika kegiatan PETI ini mulai terciduk oleh aparat, mereka hanya berhenti bekerja dan menyembunyikan alat berat ke hutan-hutan sekitar lokasi.
“Kalau ada operasi penertiban, mereka diperintah sembunyikan alat di hutan seolah-olah tidak ada aktivitas. Kami menduga ada oknum tertentu terlibat,” jelas Rustam.
Oleh sebab itu, katanya, Polisi Kehutanan (Polhut) Gakkum segera menginvestigasi dan mengusut tuntas siapa saja oknum yang terlibat dalam kegiatan PETI di Moutong.
Rustam juga menduga bahwa aktivitas PETI tidak hanya di Desa Gio Barat, tetapi ada di sejumlah desa, seperi Lambunu, Karya Mandiri, Lobu, dan beberapa desa lainnya di Parigi Moutong.
Diketahui, Polisi Kehutanan (Polhut) berada di bawah Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen Gakkum), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Polhut Gakkum memiliki mandat untuk melindungi kawasan hutan dari berbagai bentuk pelanggaran, termasuk kegiatan tambang ilegal yang merusak ekosistem.
Tim media sudah melakukan konfirmasi kepada Perwakilan Gakkum Sulawesi, Muh Amin, Sabtu (8/11/2025), hingga berita ini tayang belum ada jawaban.
(Rif)














