Melalui banyaknya unggahan di sosial media Facebook, kakak Isrini melihat sendal yang dikenakan korban mirip dengan yang dimiliki Cici.
Isrini pun merasa aneh ketika sang kakak menghubunginya via telepon ketimbang mengeceknya ke lokasi kejadian.
Namun mendengar hal itu, Isrini menyuruh kakak Cici bernama Regi Pratama pergi ke lokasi untuk memastikan langsung.
Meskipun saat melihat video di Facebook, Regi Pratama masih mengenali wajah dan meyakini bahwa mayat wanita tersebut adalah adiknya.
“Saat dia (Regi) cek, sudah ada polisi di lokasi dan ada garis pembatas. Pas dia teriak ‘ Ya Allah adik saya’, dia langsung dimintai keterangan oleh polisi. Maka diketahuilah identitasnya (Cici),” jelas Isrini.
Jasad Cici kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dan diikuti warga secara beramai-ramai.
Ia menambahkan, Cici selama bekerja di Pertokoan Hasanuddin hanya menggunakan motor kakaknya merek Yamaha Mio M3 dengan nomor polisi DN 5187 MU.
Namun motor itu beserta handphone milik Cici raib di lokasi ketika jasad korban ditemukan hangus terbakar.
Regi Pratama selaku kakak kandung korban turut melaporkan terkait hilangnya motor itu ke polisi dengan nomor laporan LA/66/IV/SPKT-II/Polres-Sigi tertanggal 13 April 2023.
Isrini awalnya menolak berpikiran bahwa mayat perempuan tersebut adalah anaknya. Sebab, menurut dia, Cici tidak akan pulang ke Sigi ketika malam hari.
Namun karena diyakinkan kerabat maupun keluarga, ia pun harus menerima kenyataan kalau anaknya harus meregang nyawa dengan cara mengenaskan.
Setiba di rumah sakit, Isrini tak lagi melihat kondisi jenazah Cici dan hanya menemui dokter terkait proses autopsi.
Dikatakan Isrini, dirinya hanya selalu dijanjikan oleh pihak kepolisian jika kasus kematian anaknya akan segera diusut tuntas.
“Saya sering dijanjikan kalau ini akan selesai dalam waktu dekat. Saya berpikiran mungkin karena saya tidak pernah berikan ‘uang jalan’ begitu dengan keterlambatan ini. Saya terus terang kepada polisi, mungkin bapak ogah-ogahan karena saya tidak mengeluarkan dana, terus terang saya tidak bisa,” ucapnya.
Bahkan, Bupati Sigi, Mohamad Irwan tak pernah datang hanya sekedar menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga korban.
Namun ia merasa bersyukur mendapat pendampingan dari Kantor Hukum Tapi Barat and Associates tanpa dikenakan biaya sepeser pun.
“Kalau memang sudah begini kasus anak saya dengan keterbatasan yang saya miliki, saya terima. Selama kasus anak saya, dari bupati juga tidak ada datang. Kami bukan ingin diperhatikan soal bantuan atau apa. Saya ingin tidak ada Cici-Cici berikutnya,” kata Isrini sambil terisak.