HARIANSULTENG.COM – Media sosial (medsos) beberapa waktu terakhir terus diramaikan dengan isu penculikan anak.
Berawal dari penculikan dan pembunuhan anak di Makassar, isu ini kemudian banyak mendapat respon masyarakat di berbagai daerah termasuk Sulawesi Tengah.
Pakar Komunikasi Universitas Tadulako (Untad), Prof Muhammad Khairil menilai maraknya isu penculikan anak tersebut tidak terlepas dari kasus-kasus sebelumnya.
“Ini bukan isu baru, sebelumnya juga sudah muncul dan bukan hanya isu tapi memang fakta bahwa ada penculikan anak. Motif penculikan anak berbeda-beda. Umumnya motif penculikan anak ini itu ke eksploitasi anak hingga ke diperdagangkan,” kata Khairil, Rabu (25/1/2023).
Dekan FISIP Untad itu mengaku tak heran jika fakta penculikan anak di Makassar telah menumbuhkan informasi bohong atau hoaks di tengah-tengah masyarakat.
Bahkan, seorang wanita di Sorong, Papua Barat menjadi korban amukan massa dan dibakar hingga tewas setelah dituduh sebagai pelaku penculikan anak.
Dari rentetan kasus tersebut, Khairil meminta aparat penegak hukum menindak pelaku penyebar hoaks yang meresahkan masyarakat.
Kendati demikian, masyarakat khususnya para orangtua perlu meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga anak-anak baik di sekolah maupun di lingkungan rumah.
“Aksi dan reaksi itu menjadi bagian yang sulit dipisahkan. Kerja sama semua pihak harus menjadi prioritas serta penindakan tegas aparat dalam kasus penculikan anak,” terang Khairil. (Sub)