Home / Palu

Minggu, 6 Oktober 2024 - 18:09 WIB

Sederet Kasus Kecelakaan Kerja di Lokasi Tambang Ilegal Poboya

Dugaan aktivitas PETI di lahan kontrak karya milik CPM, Kelurahan Poboya, Kota Palu/Ist

Dugaan aktivitas PETI di lahan kontrak karya milik CPM, Kelurahan Poboya, Kota Palu/Ist

HARIANSULTENG.COM, PALU – Mereka merayap di dalam lubang yang gelap dan sempit seukuran tubuh pria dewasa. Sudah banyak di antaranya yang tewas tertimbun.

Berulang kali peristiwa merenggut nyawa terjadi di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Penambang tewas akibat kecelakaan kerja seolah jadi hal biasa di areal tambang ilegal. Tertimbun galian saat berada di dalam lubang hingga tertimpa batu.

Wartawan mencatat sejumlah peristiwa tragis yang menimpa para penambang di kawasan PETI. Pada akhir Agustus 2023, seorang penambang emas tewas dan dua luka-luka akibat longsor di lokasi tambang Poboya Vatutempa, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu.

Sebelumnya pada Agustus 2022, tiga penambang emas di Poboya juga tertimbun longsor, satu di antaranya meninggal dunia dan dua lainnya terluka.

Deretan peristiwa itu tidak menjadi alasan penambang untuk berhenti beraktivitas.

“Rasa takut tetap ada, tapi demi untuk keluarga tetap saja dilakukan, tinggal berhati-hati saja,” ungkap Om Dara, salah satu penambang emas di Poboya, Rabu (02/10/2024).

Baca juga  Aktivitas PETI Kian Marak, Legislator Palu Nilai Wacana Penertiban Cuma 'Gertak Sambal' Polisi

Aktivitas pertambangan emas tanpa izin di Kelurahan Poboya sangat berisiko mengancam nyawa. Para pekerja yang melakukan penambangan tidak dilengkapi peralatan menambang yang memenuhi standar.

Berdasarkan keterangan salah satu penambang, ia dan beberapa rekannya hanya berbekal senter, palu, dan pahat beton saat memasuki lubang yang gelap dan sempit seukuran tubuh pria dewasa dengan cara merayap. Tidak alat pelindung diri yang digunakan.

“Orang bekerja di tambang itu harus membawa betel (pahat beton) dan palu untuk dipakai memecahkan batu. Pengalaman saya masuk lubang yang dinamakan lubang tikus atau lubang yang hanya bisa masuk dengan cara merayap. Bahaya yang kita dapatkan selama menambang kadang lubang runtuh atau ada batu besar yang jatuh, itu semua bisa membahayakan nyawa kami kapan saja,” jelas Dara kepada wartawan.

Ia mengakui, kecelakaan kerja di lokasi tambang terjadi hampir setiap tahun, bahkan sampai meninggal dunia.

“Pernah saya melihat orang tertimbun, disebabkan lubang runtuh dan ada satu orang tertimbun karena tidak sempat keluar,” ungkapnya.

Baca juga  Didemo Berkali-kali, BRMS Pastikan PT CPM Beroperasi Sesuai Regulasi

Alih-alih jera dengan hal itu, aktivitas mencari batu emas tetap dilakukan. Keuntungan yang cukup menjanjikan membuat warga tergiur untuk melakukan penambangan, meski nyawa jadi taruhan.

Namun tidak jarang, mereka juga merugi karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari hasil yang didapatkan.

“Pendapatan kita di tambang itu tidak menentu, kalau kita dapat rep atau batu yang isi bagus dalam satu hari itu hasilnya bisa sampai Rp1 juta,” ungkap Dara.

Selain Om Dara, ada juga Papa Susi yang pernah menambang emas secara tradisional di Poboya. Menurut pria yang kini alih profesi jadi petani, penambang masuk ke dalam lubang-lubang sempit. Di kedalaman hingga puluhan meter itu, hanya mengandalkan pipa blower untuk menyuplai oksigen.

Pertambangan tanpa izin bukan hanya di Poboya Palu, namun juga di beberapa daerah lainnya di Sulawesi Tengah. Data yang dihimpun wartawan, kegiatan PETI di wilayah Sulteng meliputi Kayuboko, Buranga, Kabupaten Parigi Moutong, di Kabupaten Buol.

Share :

Baca Juga

Ilustrasi Wisuda Universitas Tadulako angkatan 107-108 beberapa waktu lalu

Palu

1.314 Mahasiswa Universitas Tadulako Ikuti Wisuda Offline Angkatan 111 Besok
Kantor KPU Palu/hariansulteng

Palu

Berakhir Besok, KPU Palu Buka Layanan Pindah Memilih hingga Pukul 23.59 Wita
Pedagang di kawasan Pantai Talise, Wati/hariansulteng

Palu

Ragam Komentar Warga Palu Soal 2 Tahun Kepemimpinan Hadianto-Reny
Bocah-bocah ramaikan nobar leg kedua final Piala AFF 2020 di rumah Witan Sulaeman Jl Lorong Ganogo, Kelurahan Boyaoge, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sabtu (1/1/2022)/hariansulteng

Palu

Jadi Penonton Setia, Bocah di Palu Ramaikan Nobar Final Piala AFF di Rumah Witan Sulaeman
Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid menerima kunjungan sejumlah pendeta dari Gereja Toraja Jemaat Elim Palu, Senin (21/04/2025)/Pemkot Palu

Palu

Pendeta Gereja Toraja Temui Wali Kota Palu, Bahas Rencana Sidang Klasis ke-56 Tahun 2025
Analis Petanahan ATR/BPN Palu, Sesotya Ariani/hariansulteng

Palu

Sasar 400 KK di 2023, ATR/BPN Palu Target Pemberdayaan Tanah Masyarakat Tahun Depan Meningkat
Pemuda dan mahasiswa di Palu gelar aksi solidaritas untuk warga Parigi Moutong, Minggu (13/2/2022)/hariansulteng

Palu

Aksi Solidaritas untuk Warga Parimo, Pemuda di Palu Gemakan Lagu Darah Juang
Pengawalan Paspampres saat Wakil Presiden Ma'ruf Amin berkunjung ke Ponpes Alkhairaat Jl Sis Aljufri, Kelurahan Siranindi, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Kamis (6/1/2022)/hariansulteng

Palu

Kawal Ketat Ma’ruf Amin di Palu, Segini Daftar Gaji Paspampres