Home / Poso / Sulteng

Sabtu, 27 Agustus 2022 - 20:38 WIB

Soal Ferdy Sambo, Komnas HAM Singgung Penembakan Qidam di Poso karena Diduga Teroris

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik/Komnas HAM

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik/Komnas HAM

HARIANSULTENG.COM – Kasus Qidam Alfariski Mowance turut disinggung Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) saat membahas pembunuhan Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo.

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik awalnya menerangkan bahwa praktik kekerasan dan penyiksaan menjadi persoalan serius di tubuh Polri.

Padahal di sisi lain, Komnas HAM dan Kapolri telah menjalin MoU agar persoalan tersebut dapat dicegah.

“Saya hampir 5 tahun dan tinggal 3 bulan lagi periode saya. Catatan saya dari tahun ke tahun memang ada persoalan serius di kepolisian, yaitu kekerasan dan penyiksaan. Kami melihat praktik itu belum reda,” ungkap Taufan dikutip dari tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club, Sabtu (27/8/2022).

Baca juga  41 Rumah di Desa Tumora Poso Rusak Diterjang Abrasi

Pria kelahiran 29 Juni 1965 itu kemudian mencontohkan kasus Qidam Alfariski Mowance, seorang pemuda di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Qidam tewas tertembak karena diduga sebagai teroris saat melintas di belakang Polsek Poso Pesisir Utara pada April 2020.

Sebab, Poso dan sekitarnya saat itu dan hingga kini menjadi wilayah operasi perburuan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Namun dalam investigasinya, Komnas HAM menemukan bahwa Qidam disiksa terlebih dahulu sebelum ditembak.

Kesimpulan itu diambil setelah Komnas HAM menemukan adanya luka sayatan di sekujur tubuh korban.

Baca juga  Terima Kompensasi, Korban Terorisme Cerita Detik-detik 2 Kali Ledakan Bom Pasar Tentena

“Dua tahun lalu ada peristiwa di Sulteng, namanya Qidam. Diduga sebagai teroris kemudian ditembak. Investigasi kami tidak begitu kejadiannya. Yang terjadi ada penyiksaan dulu baru ditembak, tapi tidak ada tindak lanjutnya,” terang Taufan.

Selain Qidam, kejadian serupa juga dialami dua warga ketika menjalankan aktivitas di kebun.

“Masih ada lagi dua, orang desa yang sedang ke ladang. Mungkin karena agak remang-remang, petugas menganggap jangan-jangan ini anak buah Ali Kalora (teroris). Jadi ditembak mati. Nggak ada penyelesaiannya, walaupun sudah ada laporan Komnas HAM,” ujar Taufan. (Arm)

Share :

Baca Juga

Ratusan ASN lingkup Pemkot Palu mengikuti upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (HKN) ke-115, Senin (22/5/2023)/hariansulteng

Palu

Pimpin Upacara Hari Kebangkitan Nasional, Wawali Palu Kenang Organisasi Pemuda Budi Utomo
Pemkot Palu rogoh kocek belasan juta bangun Patung Buaya di Kampung Nelayan/Ist

Palu

Jadi Pengingat Warga, Pemkot Palu Rogoh Kocek Belasan Juta Bangun Patung Buaya di Kampung Nelayan
Kepala OJK Sulteng, Gamal Abdul Kahar (kiri) usai Rapat Koordinasi Penanganan Investasi Ilegal dan Pinjaman Ilegal Bersama Satuan Tugas Waspada Investasi, Selasa (18/1/2022)/hariansulteng

Finansial

Terima 110 Aduan, OJK Sulteng Minta Korban Pinjol Tak Malu Melapor ke Polisi
Ahmad Ali memetik jagung di perkebunan miliknya yang berlokasi di Kabupaten Sigi beberapa waktu lalu/Ist

Sulteng

Ahmad Ali Tawarkan Solusi Atasi Kelangkaan dan Mahalnya Harga Pupuk di Sulteng
PTUN Palu gelar sidang lanjutan perkara pembatalan akta kelahiran Indah Puspita Sari Chowindra, Kamis (13/7/2023)/hariansulteng

Palu

Tergugat Intervensi Tak Bisa Hadirkan Saksi dalam Sidang Pembatalan Akta Kelahiran Sari Chowindra
Dilepas Longki Djanggola, Hidayat-Anca naik mobil jip terbuka daftar ke KPU Kota Palu, Rabu (28/8/2024)/hariansulteng

Palu

Dilepas Longki Djanggola, Hidayat-Anca Naik Mobil Jip Terbuka Daftar ke KPU Kota Palu
Nirwana Selle/Instagram @nirwanaaa_55

Morowali Utara

Ucapan Duka Banjiri Instagram Nirwana Selle, Pekerja Korban Ledakan Tungku Smelter PT GNI di Morut
Kerusakan ruas Jalan Karanja Lembah perbatasan Kabupaten Sigi-Kota Palu/hariansulteng

Sigi

Kerap Diprotes soal Kerusakan Ruas Jalan Provinsi di Sigi, Irwan Lapatta: Saya Tak Berkecil Hati