HARIANSULTENG.COM,PALU– Pengamat Politik, Rocky Garung menjadi pembicara seminar bertajuk “Relevansi Ideologi Negara dan Agama dalam Konteks Politik dan Demokrasi” yang digelar Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Datokarama di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (10/10/2022).
Guru Besar Filsafat UIN DK Palu, Prof Lukman S. Thahir dengan Manager Lingkungan dan CSR PT Poso Energy, Irma Suryani juga menjadi pembicara pada seminar tersebut.
Kegiatan itu diselenggarakan di Palu Golden Hotel Jl Raden Saleh, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur dan dihadiri ratusan peserta mulai dari Mahasiswa UIN Palu, tokoh pemuda, Akademisi dan masyarakat umum lainnya.
Pada seminar tersebut Rocky Garung menyampaikan ia pernah melakukan riset tentang aspek lingkungan dari micropower di Sungai Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Ia menyebut, Sungai Tentena itu adalah sumber protein otak rakyat, sebab terdapat ikan Sogili atau ikat sidat atau masapi.
“Perilaku ikan itu sama dengan perilaku ikan salmon di Amerika tapi ikan salmon sekarang ada dimana-mana. nah ikan salmon itu dia turun dari hulu ke hilir untuk bertelur lalu anak-anaknya ini naik keatas melawan arus. Hal yang sama berlaku pada ikan di dalam sungai Tentena yaitu ikan sogili itu. Sogili itu dia turun dari hulu pergi ke muara untuk berdiam dan anak-anaknya akan kembali ke hulu. Itu aturan alam,” jelas Rocky.
Pada riset itu, Rocky juga bertanya kepada masyarakat sekitar bahwa jika Sungai Tentena itu dijadikan micropower atau tenaga listrik yang digunakan dalam jumlah yang relatif kecil. Kemudian ia mendapat jawaban bahwa ikan sogili sangat susah didapatkan sekarang ini.
“Tidak ada lagi jumlah yang memenuhi kebutuhan protein masyarakat Tentena, kenapa itu terjadi karena hulu ke hilir dipasang power plant (pembangkit listrik) sehingga itu ikan tidak naik lagi, nah disitu dungunya kebijakan power plant itu. Artinya Negara tidak meriset dampak dari itu,” tandas Rocky.
Lanjut Rocky mengatakan, sebelum membangun micropower plant seharusnya ada analisis dampak lingkungan atau Amdal sebab itu merupakan hak ikan sogili untuk berenang kembali ke hulu kerena disitu Ibu dari ikan tersebut menunggu.
“Konsekuensinya panjang, masyarakat tentena sebagai contoh kalau kekurangan protein ikan maka akibatnya adalah stunting, dan Presiden Jokowi bilang kita tahun 2045 akan ada bonus demografi itu bonus demografi itu artinya kelebihan IQ nasional untuk diadu kekurangan IQ anak muda di negara-negara lain, nah bonus itu kalau ada investasi otak. Anak yang kekurangan makan ikan itu otaknya akan menciut 20 persen dan itu riset dunia. Nah ketika anak-anak kekurangan makan ikan sogili maka IQ nya akan turun. lalu bagaimana kita bersaing dengan IQ orang Vietnam dan negara lainnya? itu pentingnya makan ikan bukan sekedar menghafal nama-nama ikan,” pungkasnya. (slh)