Home / Palu

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 21:18 WIB

Setumpuk Masalah di Balik PETI Poboya Jadi Bom Waktu Bagi Kota Palu

Aktivitas penambangan emas di Poboya/Ist

Aktivitas penambangan emas di Poboya/Ist

HARIANSULTENG.COM, PALU – Tahun 2008 adalah masa keemasan Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu.

Sekitar 10.000 orang berbondong-bondong ke kelurahan itu untuk menambang emas. Kebanyakan dari mereka adalah warga Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara.

Informasi yang didapat wartawan, jauh sebelum tahun 2008, warga Kelurahan Poboya sudah terbiasa mengais rejeki dengan mencari emas.

Namun, cara yang digunakan masyarakat setempat masih sangat tradisional yakni mendulang emas di aliran sungai.

Masyarakat menggunakan sebuah alat bernama Dulang, yakni sebuah piringan cekung berwarna hitam dari fiber atau kayu yang dibuat di pengrajin kayu.

Pasir sungai di sekop kemudian diletakkan ke dalam Dulang. Selanjutnya, pasir itu digoyang-goyang sambil dialiri air sungai sehingga yang tersisa hanya material yang mengandung emas.

Lambat laun, aktivitas mencari emas ini semakin massif. Terlebih, kehadiran warga dari Sulawesi Utara memberi berkah bagi masyarakat setempat.

Dari berbagai sumber yang diperoleh, terungkap cerita bagaimana jalinan kerjasama antara para penambang dengan para pihak yang menglaim sebagai pemilik lahan, hingga akhirnya kegiatan tak berizin ini menjadi langgeng hingga sekarang.

Baca juga  Disperindag Akan Salurkan 8 Ton Minyak Goreng Curah Rp 11.500 Per Liter di Pasar Inpres Manonda

Warga Sulawesi Utara yang sebelumnya lebih familiar dengan usaha menambang emas kemudian memberi tahu masyarakat setempat ‘cara mencari emas’ yang lebih efektif. Maka terjadilah kerjasama antarwarga setempat dan warga Sulawesi Utara. Sebut saja kongsi.

Warga Poboya meminjamkan lahannya untuk digali, sementara warga Sulawesi Utara mengambil material dalam tanah berupa bebatuan yang mengandung emas.

Selanjutnya, bongkahan batu material itu dihaluskan lalu digiling menggunakan tromol. Hasil olahan tromol kemudian diberi air raksa atau mercury sehingga terpisah antara pasir dan emas.

Kerjasama ini membuahkan hasil gemilang. Masyarakat setempat yang sebelumnya lebih dominan bertani dan beternak, kini menjadi penambang. Ekonomi mereka meningkat pesat.

Sebagian besar masyarakat Poboya bisa membangun rumah yang lebih layak, membeli kendaraan bermotor serta menyekolahkan anak-anak mereka.

Baca juga  Anwar Hafid Pimpin Rapat Forkopimda Bahas Pemberantasan Tambang Ilegal

“Dulu kami badulang. Sekarang sudah masuk lubang,” ujar Ivan (37), warga Poboya, Sabtu (28/9/2024) lalu.

Jadi Polemik

Aktivitas penambangan emas di Kelurahan Poboya menjadi polemik. Sebab, lahan mencari emas sebagian besar masuk dalam lahan konsesi milik PT Citra Palu Minerals (CPM).

Aparat kepolisian dari Polres Palu melakukan penertiban. Sebab, keberadaan tambang memicu terjadinya konflik.

Polisi dan beberapa kesaksian mengungkap banyaknya penjualan minuman keras, perjudian bahkan pecah kongsi menimbulkan terjadinya tindak kriminal di kelurahan tersebut.

Belum lagi, aktivitas mencari batuan emas dalam tanah juga sering menimbulkan korban jiwa. Tak sedikit nyawa penambang melayang karena tertimbun longsor.

Lubang-lubang yang digali makin hari makin dalam. Kedalaman lubang paling dangkal kurang lebih 30 meter.

“Orang yang tertimbun memang ada, tapi saya tidak tahu orang dari mana,” kata Papa Susi, warga Poboya belum lama ini.

Share :

Baca Juga

Seorang wanita berorasi dan menyebut Rusdy Mastura sebagai "The Next King of Lip Service" dalam aksi solidaritas untuk masyarakat Parigi Moutong, Senin (14/2/2022)/hariansulteng

Palu

Buntut Tewasnya Warga di Parimo, Wanita Ini Sebut Gubernur Sulteng The Next King of Lip Service
PT Palu Agro Lestari/Ist

Palu

Diduga Gelapkan Uang Perusahaan, Office Manager PT Palu Agro Lestari Terancam 5 Tahun Penjara
Wawali Palu, Reny A Lamadjido menghadiri upacara peringatan HUT ke-105 Pemadan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat), Jumat (1/3/2024)/Pemkot Palu

Palu

Wawali Palu Hadiri Upacara HUT ke-105 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan di Jawa Timur
Bentrokan polisi dan warga di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Rabu (26/10/2022) malam/Ist

Palu

Rumpun Daa Inde Minta Kapolresta Palu Dicopot Buntut Bentrokan Warga dan Polisi di Poboya
Hadianto Rasyid memimpin jalannya upacara peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tingkat Kota Palu, Senin (30/6/2025). (Foto: Pemkot Palu)

Advertorial

Hadianto Rasyid Pimpin Upacara Hari Keluarga Nasional Tingkat Kota Palu
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sulteng, Donny Iwan Setiawan/hariansulteng

Palu

Ikut Diperiksa Soal Penimbunan 53 Ton Minyak Goreng, Ini Kata Kabid Disperindag Sulteng
Wawali Palu, Reny A Lamadjido membeli bubur kacang hijau saat meresmikan Pasar Ramadan, Kamis (23/3/2023)/hariansulteng

Palu

Resmikan Pasar Ramadan, Wawali Palu Beli Bubur Kacang Hijau untuk Buka Puasa
Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng), Irjen Agus Nugroho membuka rapar kerja teknis (Rakernis) fungsi pemeliharaan keamanan (Harkam), Kamis (8/8/2024)/Ist

Palu

Kapolda Sulteng Ingatkan Anggota Jaga Netralitas Jelang Pilkada Serentak 2024