HARIANSULTENG.COM – Usulan pembangunan museum bencana mengemuka di acara media gathering Kementerian PUPR bersama kalangan jurnalis di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (30/11/2023).
Kepala BPPW Sulteng, Sahabuddin sejak lama telah mendengar adanya keinginan masyarakat agar dibangun museum bencana pascagempa, tsunami dan likuifaksi 2018.
Bahkan, internal mereka sempat mendiskusikan hal tersebut sampai pada sejumlah opsi lokasi pembangunan museum.
“Soal meseum ini sudah menjadi isu sejak saya di Palu tahun 2021. Konsepnya ada, jadi sudah didiskusikan,” ujarnya.
Di antara pilihan lokasi pembangunan museum bencana ini yaitu di Kelurahan Balaroa dan kawasan Sibaleta (Silae, Lere, Besusu Barat dan Talise).
Sahabuddin memahami keberadaan museum bencana dapat menjadi pusat edukasi kebencanaan seperti di Aceh. Namun ramainya usulan ini tidak pernah ada tindak lanjut yang jelas.
Ia mengaku pihaknya saat ini masih menaruh fokus pada proses rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab rekon) hingga deadline penyelesaian pada Juni 2024.
“Balai-balai di Sulteng ini merupakan unit pelaksana teknis di daerah. Biasanya kami diberi tugas dari pusat. Meskipun Juni 2024 nanti closing, tapi kemungkinan ada tambahan,” tutur Sahabuddin.
“Akhir 2022 lalu, ada arahan prioritas lebih ke huntap. Kegiatan-kegiatan lain dipending, pokoknya fokus dulu ke huntap,” ucapnya.
(Red)