HARIANSULTENG.COM, PALU – Sejak direncanakan pada 2022, pembangunan Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu mulai dilakukan, Senin (17/7/2023).
Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama tanda dimulainya pekerjaan fisik di lokasi pembangunan di Jalan Lagarutu, Lorong Dangello, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
AJI Palu memilih 17 Juli untuk melaksanakan groundbreaking bertepatan dengan peringatan Hari Keadilan Internasional.
Acara itu turut dihadiri Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulteng Hendra, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulteng Moh Iqbal, ketua RT dan imam masjid setempat, serta sejumlah senior AJI Palu.
Ketua Panitia Pembangunan Sekretariat AJI Palu, Moh Subarkah menuturkan, proses peletakan batu pertama dilakukan setelah pihaknya berhasil mengumpulkan donasi sekitar Rp 47 juta.
Donasi tersebut berasal dari anggota AJI serta orang-orang yang peduli kepada organisasi yang berdiri pada 7 Agustus 1994 tersebut.
Selain uang tunai, Subarkah menyebut sejumlah individu juga menyalurkan bantuan dalam bentuk material bangunan.
“Sejak tahun kemarin AJI Palu sudah membicarakan soal pembangunan sekretariat, dan hari ini baru mulai terlaksana. Ukuran bangunan sekitar 6 x 8 meter, sebagian lantai dua berukuran 6 x 4 meter. Kebutuhan pembangunan memang cukup besar,” jelas Abal, sapaannya.
Sementara itu, Tasrief Siara selaku Ketua Majelis Etik AJI Palu bertugas memastikan pengurus bekerja, atau mengelola organisasi sesuai kode etik dan kode perilaku anggota AJI.
Dirinya memahami AJI mengatur secara ketat mengenai proses budgeting dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi.
Terkait pembangunan sekretariat, dirinya mendorong AJI Palu mengadakan pelatihan jurnalistik dan kehumasan.
Ia menilai pengumpulan dana lewat cara ini dapat membantu mempercepat proses pembangunan, serta tidak menyalahi aturan internal AJI.
“Saya pribadi siap menjadi narasumber. Buat pelatihan-pelatihan, semua pengelolanya dari AJI. Kita buat komitmen bahwa 80 persen hasil dana dialokasikan untuk membangun ini (sekretariat),” kata Acip.
Ketua AJI Palu, Yardin Hasan berpandangan bahwa jurnalis tidak sekedar mendokumentasikan peristiwa yang ia saksikan langsung di lapangan.
Lebih dari itu, menurut dia, juga harus memberikan ruang bersuara bagi kelompok-kelompok atau individu-individu yang suaranya kerap diabaikan
“Jurnalisme tidak hanya menuliskan apa yang terjadi di lapangan, tetapi menjadi instrumen untuk melakukan advokasi publik,” ucap Yardin.
Dikatakan Yardin, dinamika perjalanan AJI Palu hingga pada kondisi saat ini tidak terlepas dari peran para pendahulu.
Ia menyinggung sejumlah nama mantan Ketua AJI Palu, seperti Amran Amir, Moh Iqbal, hingga mendiang Maxi Wolor yang berpulang pada Januari 2022 lalu.
Meski tak lagi terlibat langsung secara organisasi, namun mereka telah meletakkan ideologi AJI di Sulawesi Tengah tepatnya pada 9 Februari 1998.
Olehnya, Yardin berharap kehadiran sekretariat nantinya tidak hanya semata-mata dijadikan sebagai tempat pertemuan sesama anggota.