HARIANSULTENG.COM, PALU – Organisasi Islam Internasional, Islamic Relief menyebut Kota Palu menjadi wilayah rawan bencana alam.
Hal itu diungkapkan Coordinator Central Sulawesi Islamic Relief, Fahmi Rahmatna di acara webinar bertajuk “Kaum Muda Sebagai Pelopor Penanggulangan Risiko Bencana”, Minggu (21/11/2021).
Bahkan kata dia, nyaris semua bencana sewaktu-sewaktu dapat terjadi di ibu kota Sulawesi Tengah.
“Suka tidak suka, senang tidak senang, Palu menjadi wilayah rawan bencana. Hampir semua bencana alam ada di Palu,” ujarnya.
Ucapan Fahmi disebut juga berdasarkan hasil kajian mendalam dari para ahli dan pemerintah setempat.
Dari hasil pembuatan peta rawan bencana, seluruh kawasan Kota Palu masuk di zona kuning maupun merah.
Secara geografis, Kota Palu dipastikan menjadi titik rawan bencana khususnya gempa bumi, tsunami hingga likuifaksi.
Hal ini seperti yang terjadi pada Jumat, 28 September 2018 silam.
Gempa bermagnitudo 7,4 disertai tsunami setinggi 1,5-2 meter memporak-porandakan wilayah daratan Palu dan sekitarnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, kerugian dan kerusakan akibat bencana lebih dari Rp 18,48 triliun.
Kota Palu menjadi daerah dengan kerugian dan kerusakan terbesar mencapai Rp 8,3 triliun.
Dari peristiwa tersebut, Fahmi mengingatkan masyarakat memperkuat mitigasi bencana sejak dini.
“Kesiapsiagaan, pencegahan dan mitigasi wajib dilakukan semua masyarakat di Palu. Semua kawasan di Palu berada di zona kuning dan merah,” tuturnya.(hs)