Home / Opini

Minggu, 10 Maret 2024 - 22:31 WIB

Menag Larang Penggunaan Pengeras Suara saat Ramadan, Badko HMI Sulteng: Sesat dan Menyesatkan

Ketua Umum Badko HMI Sulteng, Alief Veraldhi/Instagram @aliefvrldhi

Ketua Umum Badko HMI Sulteng, Alief Veraldhi/Instagram @aliefvrldhi

Nabi menempatkan masjid sebagai ‘sekretariat’ pemberdayaan umat. Tempat untuk mengekspresikan seni-religius, sebagaimana Rasullulah pernah menyaksikan kelompok seniman dari Habasyah untuk menampilkan kreasi nasyidnya di masjid. Tidak heran kalau masjid nabi digambarkan sebagai pusat peradaban dan pemberdayaan umat islam.

Dari pada memusingkan urusan bunyi pengeras suara masjid, lebih baik mas menteri melakukan pembinaan umat melalui rumah ibadah, tidak mesti hanya melalui masjid.

Rumah ibadah lain seperti gereja, vihara, kuil, candi yang juga merupakan wadah efektif dalam pembinaan umat masing-masing. Sehingga rumah ibadah diharapkan dapat membentuk umat yang damai dan toleran terhadap pemeluk agama lain.

Baca juga  Pemkot Palu Pastikan Stok Bahan Pokok Aman Jelang Ramadan

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa jumlah masjid, termaksud musala, langgar, dan surai mencapai kurang lebih 800.000 bangunan di seluruh Indonesia.

Bayangkan kalau setiap masjid dibuatkan serambi yang dapat digunakan untuk melayani kebutuhan sosial ekonomi umat. Bayangkan kalau masjid yang sebanyak itu dapat dikelola secara profesional dengan segala potensi para jemaahnya.

Para jemaah masjid itu bervariasi, ada pemilik modal, ada pengangguran, mahasiswa dan sarjana, anak-anak dan ada orangtua. Kalau semuanya di sinergikan maka masjid berpotensi luar biasa untuk menyelesaikan problem sosisal dan ekonomi umat. Pada akhirnya yang terjadi adalah, bukan lagi masyarakat yang memberdayakan masjid, tetapi masjid yang memberdayakan masyarakat.

Baca juga  Sengketa Mahasiswa Fakultas Teknik vs Kehutanan: Kegagalan Serius dalam Keamanan dan Kepercayaan di Untad

Namun sangat disayangkan Menteri Agama tidak mampu menjalankan hal tersebut. Olehnya, Badko HMI Sulawesi Tengah (Sulteng) menilai bahwa Menteri Agama Yaqut Cholil Choumas minim gagasan dan sesat menyesatkan dari awal kepemimpinan beliau. Selalu saja menuai kontroversi di kalangan umat sampai dengan hari ini. Maka dari itu tegas kami sampaikan lebih baik mundur dari jabatan daripada tidak mampu mengurusi umat.

Share :

Baca Juga

LEGENDA AHMAD TOHARI SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN YANG DITUDUH KOMUNIS

Opini

Legenda Ahmad Tohari Sastrawan Dan Budayawan yang Dituduh Komunis
Ketua Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako, Muhammad Sabri Syahrir/Ist

Opini

Refleksi Hari K3 Internasional
Azman Asgar/Ist

Opini

Kebersihan, Pijakan Dasar Kota Jasa
Direktur Eksekutif Yayasan Tanah Merdeka, Richard Labiro/Ist

Opini

Merespons Situasi Terkini Ibu Kota Nusantara dari Perspektif Kelas Sosial
Advokat Kantor Hukum Tepi Barat and Associates, Rivkiyadi/Ist

Opini

Sengketa Mahasiswa Fakultas Teknik vs Kehutanan: Kegagalan Serius dalam Keamanan dan Kepercayaan di Untad
Advokat Chayadi Kantor Hukum Tepi Barat and Associates, Ruklu Chayadi/Ist

Opini

Kontroversi Pernyataan Kapolda Sulteng: Perlukah Kategori ‘Persetubuhan’ Menggantikan ‘Perkosaan’ dalam Kasus RO?
Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Badko HMI Sulteng, Moh Ridho P Hasan/Ist

Opini

Islam, Indonesia dan HMI: Resolusi Konflik dan Arah Kebijakan Negara Kunci Perdamaian Dunia
Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Risharyudi Triwibowo/Ist

Nasional

Peringati Hari Buruh: Tingkatkan Keselamatan, Kesehatan dan Kompetensi Kerja