HARIANSULTENG.COM, PALU – Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulawesi Tengah Fajarillah Kolomboy Malonda menyarankan, agar lulusan perawat berani bekerja di luar negeri.
Sebab, gaji perawat diluar negeri menurutnya sangat tinggi.
Bahkan, berkali-kali lipat dari gaji perawat di Indonesia.
Tak hanya itu, menurut Fajarillah Kolomboy Malonda lowongan pekerjaan di luar negeri terbuka lebar bagi siapa saja.
“Memang salah satu problem perawat saat ini khususnya di sulteng itu lulusan perawat hampir dua ribu setiap tahunnya. Sedangkan lowongan pekerjaan itu sangat terbatas,” ungkap Fajarillah Kolomboy Malonda, Selasa (31/5/2022) sore.
Menurut dosen Poltekkes Palu itu, masih banyak perawat yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas statusnya pegawainya tidak jelas.
Hampir 70 persen perawat di rumah sakit dan puskesmas saat ini berstatus honorer semua.
“Jadi kita contohkan itu, salah satu ruangan rumah sakit di Sulteng ini termasuk RS besar, terdapat kurang lebih 20 orang perawat yang bekerja disitu, tapi hanya empat atau enam orang yang PNS,” bebernya.
Olehnya, Fajarillah Kolomboy Malonda mengharapkan, program P3K bagi pegawai kesehatan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.
“Harapnya, program P3K ini betul-betul dapat terealisasi dan PPNI Sulteng sudah melakukan pendekatan kepada gubernur terkait hal itu, dan juga Dinas BKD agar data terkait teman-teman perawat bisa masuk dalam program P3K,” terang Fajarillah Kolomboy Malonda