HARIANSULTENG.COM – Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris Jakarta menyelenggarakan pelatihan literasi digital dan keuangan tahap ketiga melalui program Digital Access Inggris.
Program Digital Access Inggris (DAP) merupakan inisiatif pemerintah Inggris untuk mendorong akses digital yang inklusif, terjangkau, aman, dan ramah bagi populasi yang terpinggirkan di Indonesia.
Pelatihan kali ini menyasar kalangan perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas di 3 wilayah Indonesia bagian timur.
Ketiga daerah itu antara lain Sulawesi Tengah (Sulteng), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam program ini, Kedubes Inggris Jakarta menggandeng BerdayaBareng, sebuah yayasan dari timur yang bertujuan memberdayakan perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas.
Tahap ketiga ini melibatkan 10 fasilitator dan 500 peserta yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan pada Oktober 2024.
Pelatihan yang diberikan mencakup tentang literasi digital dasar, pengembangan kreativitas dan komunikasi efektif.
Program ini kemudian dilanjutkan dengan sesi tatap muka pada 11-15 November 2024 dengan berfokus pada literasi digital dan keuangan tingkat menengah.
Dari 500 peserta, 100 di antaranya dipilih menjadi fasilitator transformasi digital antara pemerintah dan masyarakat, mendukung perubahan sistemik yang berkelanjutan.
“Program Digital Access Inggris mengakui peran penting akses dan digital dalam memberdayakan kelompok marginal. Rangkaian pelatihan ini merupakan kelanjutan dari upaya kami menjembatani kesenjangan digital di Indonesia Timur. Seiring dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris-Indonesia, saya berharap kolaborasi ini dapat memperkuat masa depan yang inklusif secara digital,” ujar Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Matthew Downing.
Digital Access Inggris ini pun mendapat sambutan positif dari tiga penjabat (Pj) gubernur dari Sulteng, NTT maupun NTB.
Pj Gubernur NTB, Mayjen (Purn) Hasanuddin menilai program Digital Access Inggris sejalan dengan visi mereka dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberdayakan komunitas yang belum mendapat akses optimal terhadap literasi digital dan keuangan.
“Kami berharap program ini memberikan manfaat berkelanjutan dan menjadi model untuk inisiatif di masa depan,” imbuh Hasanuddin.
Hal senada juga diungkapkan Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto. “Kehadiran organisasi non-pemerintah mencerminkan kolaborasi untuk kesejahteraan masyarakat. Kami mendukung solusi berbasis komunitas untuk mengatasi berbagai tantangan di NTT,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulteng, Novalina menyebut program Digital Access membuka peluang dan menciptakan lingkungan inklusif bagi masyarakat di wilayahnya.
“Pendekatan ini diharapkan memberi dampak langsung dan luas untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” ucap Novalina.
Co-founder BerdayaBareng, Pratiwi Hamdhana AM menyampaikan bahwa program Digital Access tahun ini memberikan dampak yang lebih luas.
“Dengan memperluas jangkauan program ke NTT, NTB, dan Sulteng, kami dapat menciptakan ekosistem digital yang memberdayakan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital,” katanya.