HARIANSULTENG.COM, PALU – Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin menghadiri halal bihalal Idulfitri 1446 H yang diselenggarakan SMP Negeri 2 Palu, Kamis (17/04/2025).
Imelda menyampaikan salam hangat dan permohonan maaf dari Wali Kota Hadianto Rasyid yang berhalangan hadir karena harus memimpin pertemuan penting.
“Atas nama Pemerintah Kota Palu, saya mengucapkan selamat hari raya Idulfitri 1446 Hijriah. Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh keluarga besar SMP Negeri 2 Palu,” ucapnya.
Imelda mengatakan, halal bihalal bukan sekadar tradisi, tetapi merupakan momentum berharga untuk mempererat tali silaturahim, persaudaraan, serta kebersamaan terutama antara guru dan siswa.
“Momen inilah kita mempersatukan semuanya, sehingga tidak ada dendam di kemudian hari. Olehnya, kita jadikan momen ini sebagai momen kebersamaan antara guru dan siswa,” tutur Imelda.
Pada kesempatan itu, juga menekankan pentingnya peran guru dalam membentuk karakter siswa di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat.
“Zaman sekarang dunia makin ‘edan’, anak-anak bisa keliling dunia hanya lewat gadget-nya. Jadi bukan hanya akademik, tapi hati dan perasaan mereka juga harus disentuh. Mereka harus merasa ada orang tua yang selalu bersama mereka,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Imelda juga menitipkan pesan kepada para guru agar memanfaatkan waktu kosong dengan kegiatan positif.
Ia juga mengimbau untuk menggunakan gadget secara bijak karena teknologi bisa menjadi sumber ilmu sekaligus potensi ancaman.
“Kita klik satu huruf saja bisa langsung melalang buana. Harus hati-hati. Kita sebagai orang tua di sekolah harus turut mengawasi,” ujar Imelda.
Selain itu, pihaknya mendorong peningkatan kegiatan ekstrakurikuler, terutama bidang olahraga, karena dapat menunjang prestasi dan menjadi nilai tambah jika siswa ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Di akhir sambutannya, Imelda berharap SMP Negeri 2 Palu terus melahirkan generasi hebat yang tidak hanya cerdas akademik, tetapi juga memiliki integritas, empati, dan semangat gotong royong.
“Mereka boleh sekolah di mana saja, tapi mereka harus kembali membangun kotanya. Bisa saja suatu hari menjadi menteri atau dirjen. Tidak ada yang tahu nasib seseorang. Yang jelas, mari kita siapkan mereka menjadi generasi masa depan yang membanggakan,” pungkasnya.
(Lam)