HARIANSULTENG.COM, PARIMO – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura mengaku heran dengan demo tolak tambang berujung ricuh di Parigi Moutong (Parimo).
Pria 72 tahun akrab disapa Cudy itu sebelumnya berjanji akan menemui masyarakat yang menolak perusahaan tambang PT Trio Kencana pada Senin (14/2/2022).
Namun dua hari sebelum itu, Sabtu (12/2/2022), warga menggelar demonstrasi sambil memblokir Jalan Trans Sulawesi di Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parimo.
Hal itu disampaikan Cudy saat ditemui di ruang kerjanya, Jalan Sam Ratulangi, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Senin (14/2/2022).
“Masih banyak mesti dikerja dan saya pikirkan. Saya jadwalkan Senin baru datang, kok dipaksa begitu, berarti ada tujuan lain. Malah saya curiga, karena saya sudah membuat surat penertiban tambang-tambang liar,” ungkapnya.
Selain itu, Gubernur Cudy juga heran protes terhadap keberadaan PT Trio Kencana justru muncul di era kepemimpinannya.
Ia menjelaskan, Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Trio Kencana telah ada sejak 2012, atau 9 tahun sebelum dirinya menjabat Gubernur Sulteng.
Sementara, pencabutan izin pertambangan merupakan kewenangan Pemerintah Pusat setelah terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
“Jadi saya baru dan harus lakukan evaluasi semua. Saya tahu akan ada ratusan sawah rusak gara-gara itu (PT Trio Kencana). Memang harus ditutup tetapi kewajiban bukan sama saya, saya hanya mengirim surat rekomendasi ke pusat,” terang Cudy.
Kendati demikian, mantan Wali Kota Palu dua periode itu menyesalkan demo ricuh di Parimo mengakibatkan satu warga meninggal dunia.