HARIANSULTENG.COM, SIGI – Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapata baru saja meresmikan ruang terbuka hijau (RTH) Taiganja di Desa Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, Rabu (22/3/2023).
Irwan meresmikan Taman Taiganja sebagai ikon baru di kabupaten yang memiliki luas wilayah 5.196,02 kilometer persegi tersebut.
“Pelaksanaan pembangunan wisata sungai taman Taiganja ini merupakan program Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi. Ini bagian dari janji politik yang wajib dituangkan ke dalam RPJMD,” ujarnya.
Sesuai namanya, di area tengah taman dibangun tugu motif Taiganja berwarna cokelat. Simbol Taiganja cukup dikenal dalam peradaban masyarakat Kaili yang melambangkan kekuatan, keberanian dan kesuburan.
Taiganja merupakan mas kawin untuk para wanita di daerah Sulawesi Tengah dan sebagai benda sakral dalam upacara tradisional.
Mengutip TenunDonggala, kata Taiganja berasal dari bahasa Kaili yang terdiri dari dua kata, yakni tai artinya perut, dan ganja berarti rupa atau bentuk.
Istilah perut berarti kiasan yang maksudnya alat kelamin dan dapat pula sebagai hati yang menyangkut perasaan.
Penggambaran wujud Taiganja secara keseluruhan merupakan manifestasi bentuk manusia atau lambang pemiliknya.
Dalam beberapa literatur dijelaskan, Taiganja juga adalah ornamen logam mulia yang ditemukan di Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Sigi.
Taiganja juga melambangkan status pemiliknya, yang diperoleh dengan suatu prosedur adat dan generatif yang tertentu saja.
Dengan demikian, kepemilikan Taiganja tidak hanya berdasarkan kemampuan memperoleh secara finansial, tetapi juga dengan kewenangan adat dan generatif yang dimilikinya.
Terlepas dari makna secara filosofi, Bupati Mohamad Irwan menerangkan bahwa kata Taiganja sengaja disematkan pada RTH Kalukubula karena muda diingat.
“Nama ini menjadi sebuah tagline, hanya satu kata orang langsung ingat. Ketika disebut Taiganja, maka diingat wisata sungai di Kalukubula,” jelasnya.
Politisi dari Partai Golkar itu berharap kehadiran Taman Taiganja dapat mendukung keberlangsungan pelaku UMKM dan ekonomi kreatif di Sigi.
Selain warga lokal, pengunjung dari luar daerah seperti Kota Palu telah banyak berkunjung ke Taman Taiganja sebelum hari peresmian.
Sehingga Irwan merasa optimisi Taman Taiganja dapat menjadi magnet wisata baru di Kabupaten Sigi dan bisa berdampak pada ekonomi yang semakin menggeliat.
Terlebih saat peristiwa gempa 2018, Kabupaten Sigi menjadi salah satu daerah paling terdampak parah selain Palu, Donggala dan Parigi Moutong.
“Yang paling penting itu proses pascabencana. Bukan hanya bangkit, tapi bisa bergerak dan berjalan menuju hal-hal yang kita inginkan,” ucap Irwan. (Bal/Mrj)