Jika Cici masuk saat shift siang, Isrini tak mengizinkan anaknya untuk pulang ke Sigi karena jaraknnya jauh dari tempatnya bekerja.
Olehnya, Cici bersama adiknya yang berkuliah di Universitas Alkhairaat (Unisa) tinggal di Kelurahan Palupi, Kecamatan Tatanga, Kota Palu.
Isrini mengatakan, selama bekerja Cici tidak pernah telat sampai rumah ketika selesai bekerja berdasarkan pengakuan adiknya.
Namun malam itu, Senin (20/3/2023), Cici tak kunjung tiba di rumah dan justru mayatnya ditemukan keesokan paginya.
Saat bermalam di Sigi, Isrini meminta Cici mengantarnya ke Rumah Sakit Anutapura Palu untuk cek kesehatan secara rutin.
Pagi harinya, Cici pun sempat mengantar sang ibu kontrol kesehatan di rumah sakit sebelum masuk kerja shift siang pukul 15.00 Wita.
“Setelah selesai ambil obat sekitar jam 2 siang, saya ditelepon ipar saya. Saya ikut ipar saya pulang, kebetulan ada mobilnya. Jadi anak saya (Cici) bisa langsung masuk kerja, tidak perlu pulang lagi,” kata Isrini.
Isrini kemudian meminta Cici mengantarnya di Pertokoan Hasanuddin, tempat sang anak bekerja. Di sana nantinya akan dijemput iparnya untuk pulang ke Sigi.
Saat iparnya tiba untuk menjemput di Jalan Dr Wahidin–seberang Pertokoan Hasanuddin, Isrini pun pamit kepada Cici untuk pulang.
Wanita 49 tahun tersebut tak menyangka kala itu menjadi pertemuan terakhirnya sebelum anak tercinta meninggal dunia.
Isrini awalnya tak mengetahui kabar viralnya penemuan mayat perempuan di Desa Sidondo kecuali diberi tahu kakaknya melalui telepon.
Melalui banyaknya unggahan di sosial media Facebook, kakak Isrini melihat sendal yang dikenakan korban mirip dengan yang dimiliki Cici.