HARIANSULTENG.COM – Aparat TNI-Polri tergabung dalam operasi Madago Raya masih terus memburu daftar pencarian orang (DPO) teroris di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Para DPO tersebut merupakan sisa-sisa kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Operasi pengejaran dilakukan mencakup di tiga wilayah, yakni Kabupaten Poso, Sigi dan Parigi Moutong.
Data dihimpun HarianSulteng.com, 7 anggota MIT dilaporkan tewas akibat kontak tembak sejak Januari-Desember 2021.
Parigi Moutong menjadi daerah paling sering terjadi kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan MIT.
Kontak tembak pertama terjadi pada 1 Maret 2021 di Pegunungan Andole, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso.
Dalam insiden itu, pasukan TNI-Polri berhasil menembak mati dua anggota MIT, yakni Khairul alias Irul alias Aslam dan Alvin alias Adam alias Mus’ab alias Alvin Anshori.
Dari pihak aparat, seorang anggota TNI bernama Praka Dedi Irawan gugur setelah mengalami luka tembak di bagian perut.
Dengan tewasnya Khairul dan Alvin, kelompok MIT pimpinan Ali Kalora tersisa sembilan orang.
Satgas Madago Raya kala itu masih di bawah komando Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng), Irjen Abdul Rakhman Baso.
Empat bulan setelah itu, dua peristiwa kontak tembak kembali pecah dalam kurun waktu kurang dalam sepekan pada Juli 2021.
Kontak tembak pertama terjadi pada 11 Juli 2021 di waktu subuh sekitar pukul 03.00 Wita dini hari.
Prajurit TNI berhasil menembak mati dua teroris MIT termasuk satu pentolan mereka yaitu Qatar alias Farel alias Anas.
Selain Ali Kalora, Qatar juga diketahui berperan sebagai pimpinan lain di tubuh kelompok MIT.
Adapun satu anggota MIT lainnya yang tewas yakni Rukli.
Keduanya tewas diberondong peluru saat tengah beristirahat di camp persembunyian di Pegunungan Batu Tiga, Desa Tanah Lanto, Kabupaten Parigi Moutong.
Enam hari pasca tewasnya Qatar dan Rukli, Satgas Madago Raya kembali berhasil menembak mati seorang anggota MIT bernama Abu Alim alias Ambo.
Sama seperti Qatar dan Rukli, Ambo tewas saat kontak tembak di Desa Tanah Lanto, Kecamatan Sausu, Parigi Moutong.
Tewasnya Ambo menjadi pencapaian terakhir Kapolda Sulteng, Irjen Abdul Rakhman Baso sebagai penanggungjawab operasi.
Polisi kelahiran 1963 itu dimutasi menjadi Patikorbrimob Polri dalam rangka pensiun dan digantikan Irjen Rudy Sufahriadi.
Sejak dilantik sebagai Kapolda Sulteng pada 31 Agustus 2021, Irjen Rudy otomatis bertindak sebagai pemimpin baru operasi pengejaran sisa-sisa kelompok MIT.
Namun Sulawesi Tengah diketahui bukan daerah asing lagi bagi jenderal bintang dua tersebut
Dalam karirnya di kepolisian, polisi berpostur tinggi besar itu pernah menjabat Kapolres Poso 2005-2007 dan Kapolda Sulawesi Tengah 2016-2018.
Saat masih berpangkat bintang satu atau brigadir jenderal (brigjen), ia pernah memimpin perburuan kelompok MIT ketika operasi masih bersandi Tinombala.
Sehingga ini merupakan kali kedua Irjen Rudy Sufahriadi menjadi orang nomor satu di Polda Sulawesi Tengah.
Sehari usai dilantik pada 31 Agustus 2021, Irjen Rudy bertolak ke Palu dan baru mengunjungi Pos Operasi Madago Raya di Poso pada 10 September 2021.
Satgas Madago Raya terakhir terlibat kontak tembak dengan MIT di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (18/9/2021) pukul 18.15 Wita.
Peristiwa ini merupakan paling teranyar karena berhasil menewaskan pimpinan utama MIT, Ali Kalora bersama satu anggotanya Jaka Ramadhan.
Ali Kalora menjadi target utama operasi sejak 2016 pascatewasnya Santoso alias Abu Wardah, pimpinan MIT sebelumnya.
Dengan tewasnya Ali Kalora bersama Jaka Ramadhan, kelompok teroris MIT diketahui tersisa empat orang.
Mereka adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae Alias Galuh alias Mukhlas, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang. (Rjb)