Pascakejadian, hari itu juga pihak keluarga berinisiatif menjemput jenazah Pendeta Deni di rumah sakit untuk disemayamkan.
Meinondo bersama keluarga memilih membawa pulang jenazah karena menilai pihak rumah sakit sulit menangani lantaran banyaknya korban.
Usai disemayamkan di rumah duka, jenazah Deni Doelelia kemudian dimakamkan keesokan harinya di Kelurahan Kawua, Kabupaten Poso.
Meinondo sempat menggantikan posisi sang suami sebagai pendeta selama empat tahun usai peristiwa bom Pasar Tentena.
Pendapatannya sebagai pendeta menjadi harapan Meinondo untuk menyambung hidup besama anak perempuan satu-satunya.
Ia pun merasa bersyukur setelah mendapat dana kompensasi dari pemerintah melalui LPSK.
Menurutnya, dana itu sangat berguna untuk keperluan biaya sang anak yang saat ini duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Saya sangat bersyukur. Ketika anak saya sudah mau lanjut di bangku kuliah, Tuhan membukakan jalan. Tuhan memberikan berkatnya melalui pemerintah yang memberi perlindungan kepada para korban terorisme masa lalu,” ujar Meinondo. (Rmd)