HARIANSULTENG.COM, POSO – Hampir 17 tahun berlalu usai peristiwa bom di Pasar Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Ledakan yang terjadi di pagi hari itu mengakibatkan setidaknya 22 orang tewas termasuk seorang pendeta bernama Deni Doelelia.
Meski belasan tahun berlalu, Istri Deni, LS Meinondo Badilo mengaku tak bisa melupakan peristiwa kelam yang merenggut nyawa suami tercintanya tersebut.
Hal itu ia utarakan usai menerima dana kompensasi dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Jumat (4/3/2022).
Meinondo menceritakan, saat itu terjadi dua ledakan bom di Pasar Tentena pada Sabtu, 28 Mei 2005 sekitar pukul delapan pagi.
Saat bom pertama diledakkan, Meinondo bersama Pendeta Deni masih berada di rumah mereka yang tak jauh dari lokasi kejadian.
“Suami saya masih di rumah bersama anak kami yang saat itu masih berusia 1 tahun 4 bulan. Usia pernikahan kami baru berjalan 2 tahun. Ledakan bom pertama itu terdengar sampai ke rumah,” kata Meinondo.
Ketika mendengar suara ledakan, Pendeta Deni langsung bergegas dari rumahnya menuju Pasar Tentena.