HARIANSULTENG.COM – Direktur Utama PT Sulteng Mineral Sejahtera (SMS), Akhmad Sumarling sentil media yang memberitakan perusahannya tanpa memerhatikan unsur keberimbangan.
Hal itu disampaikan Akhmad menanggapi maraknya pemberitaan yang menyudutkan perusahaan miliknya.
Ia mencontohkan berita yang menuliskan bahwa PT SMS tidak bersinergi dengan DPC Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) Tolitoli.
“Tugas media itu memverifikasi, mengklarifikasi kepada narasumber yang bersangkutan. Kalau ada media yang memberitakan tidak sesuai fakta, tanpa konfirmasi, saya akan laporkan ke Dewan Pers atau mengambil langkah hukum terkait pencemaran nama baik,” tegas Akhmad dalam konferensi pers, Senin (12/12/2022).
Akhmad mengaku awalnya ingin fokus terhadap project pilot sesuai rekomendasi gubernur dan enggan menanggapi pemberitaan miring tentang perusahannya.
Bahkan ia khawatir justru timbul anggapan bahwa PT SMS sedang mencari panggung ketika menggelar konferensi pers untuk menanggapi berita yang beredar.
“Proses pilot project ini sedang berjalan, saya tak ingin berkoar-koar dulu. Jangan sampai kegiatan ini malah dianggap minta panggung ke masyarakat dan pemerintah. Itu tidak sama sekali,” kata Akhmad.
Ia menjelaskan, PT SMS telah menjalin sinergi dan kerja sama dengan DPC APRI Tolitoli sejak 2021.
PT SMS menjadikan APRI sebagai top leader dan membantunya melakukan edukasi khususnya kepada masyarakat Desa Oyom, Kabupaten Tolitoli membentuk badan hukum sebagai dasar untuk mengurus perizinan.
Lagipula, kata Akhmad, hal itu dilakukan sesuai instruksi APRI Pusat yang membolehkan penggunaan Responsibility Mining Community (RMC).
Dalam prosesnya kemudian terbentuk sebanyak 20 RMC lengkap dengan badan hukum, domisili serta NPWP setiap anggota.
Akan tetapi, Akhmad berkomunikasi dengan Kementerian Pedesaan setelah mendapati bahwa RMC tidak diatur dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Ia pun memutuskan mengganti penggunaan RMC menjadi Badan Usama Milik Desa (Bumdes) yang sudah menjadi program pemerintah.
“Inilah jawaban atas pemberitaan di media bahwa PT SMS tidak berkomunikasi dengan APRI Tolitoli. Kepengurusan sekarang itu baru. PT SMS telah membantu APRI sejak 2021,” ujar Akhmad. (Jmr)