HARIANSULTENG.COM – Hidayat Lamakarate menanggapi keputusan Gerindra yang tak mendukung dirinya untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah (Pilgub Sulteng) 2024.
Partai besutan Prabowo Subianto itu memberikan rekomendasi dukungannya kepada Ahmad Ali (AA) dan Abdul Karim Aljufri (AKA).
Hidayat tak mempersoalkan jika Gerindra memutuskan mengusung duet AA-AKA. Dirinya justru bersyukur meski bukan namanya yang mendapatkan rekomendasi.
“AKA juga kader Gerindra, tidak ada masalah. Saya anggap ini adalah sebuah kepastian. Saya bersyukur karena tidak perlu lagi menunggu lama-lama dan berharap,” ujar Hidayat saat ditemui, Kamis (23/5/2024).
Mantan Sekdaprov Sulteng itu mengaku tetap mencintai Gerindra. Loyalitasnya terhadap partai ia buktikan saat masa Pileg dan Pilpres 2024.
Hidayat aktif berkampanye dan membentuk relawan untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran khususnya di Kabupaten Banggai Laut.
Selain pilpres, dirinya juga berupaya memenangkan Longki Djanggola menuju senayan, dan sang istri Winiar Hidayat Lamakarate sebagai kader Gerindra untuk tetap mengamankan kursi di DPRD Sulteng.
“Saya bekerja di luar struktur Gerindra, tetapi bagian dari partai. Alhamdulillah istri saya lolos DPRD provinsi untuk periode kedua dengan 13.456 suara. Pak Longki lolos DPR RI. Sumbangan dari daerah tempat saya bekerja (Banggai Laut) sekitar 2.900 – 3.000 suara untuk Pak Longki. Suara Prabowo-Gibran hampir 75 persen,” ungkap Hidayat.
Hidayat hingga kini mengaku masih ber-KTA Gerindra dan tetap ingin maju sebagai bakal calon gubernur Sulteng di Pilkada 2024.
Namun setelah mengetahui Gerindra tak mendukungnya, pria 53 tahun itu bertemu dengan Ketua DPD Gerindra Sulteng, Longki Djanggola.
Tujuan Hidayat bertemu Longki ingin mengemukakan keinginannya maju Pilgub Sulteng sekaligus berpamitan mencari dukungan partai lain.
“Saya tidak berkhianat pada Gerindra, tetapi Gerindra yang tidak memberikan rekomendasi kepada saya. Jadi tidak mungkin bertahan di situ, maka saya mencari ruang lain. Saya sudah pamit kepada Pak Longki,” imbuhnya.
Hidayat tak mempersoalkan jika nantinya dirinya dipecat oleh Gerindra karena tak menjalankan perintah partai yang ingin memenangkan pasangan AA-AKA.
Di sisi lain, mantan pj Bupati Banggai Laut dan Wali Kota Palu itu tak menampik peluang bergabung dengan partai lain yang ingin mengusungnya demi memenuhi syarat dukungan 20 persen.
“Apakah karena itu nanti dikeluarkan dari Partai Gerindra tidak ada masalah. Sampai saat ini saya masih pegang KTA Gerindra. Tetapi kalau misalnya saya bisa diakomodir partai lain, tidak mungkin saya memegang dua KTA,” jelas Hidayat.
“Partai tentu memberikan syarat. Misalnya partai bisa mengusung dengan ketentuan harus menjadi kader. Jika seperti itu saya terima,” ucapnya menambahkan.
(Red)