HARIANSULTENG.COM, PALU – Musyawarah Nasional (Munas) ke-XI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) akan dilangsungkan di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada November 2022.
Rencananya, Munas XI KAHMI ini akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Forum tertinggi internal KAHMI itu akan dihadiri ribuan alumni HMI dari berbagai daerah di Indonesia.
Hal itu disampaikan Ketua Majelis Wilayah (MW) KAHMI Sulteng, Andi Mulhanan Tombolotutu usai melantik pengurus MD KAHMI Kota Palu di Lapangan Vatulemo, Minggu (28/8/2022).
Wakil Wali Kota Palu, Reny A Lamadjido ditunjuk sebagai ketua berdasarkan hasil Musyawarah Daerah (Musda) KAHMI Palu pada 25 Februari 2022.
Pelantikan tersebut turut disaksikan Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung selaku Koordinator Presidium Majelis Nasional (MN) KAHMI.
“Banyak alumni HMI bahkan dari luar Sulawesi Tengah hadir di acara pelantikan KAHMI Kota Palu. Ini mungkin sinyal bahwa kita akan menyelenggarakan musyawarah nasional. Munas diperkirakan dihadiri 2.000 peserta penuh dan 4.000 peserta rombongan lillahi ta’ala. Insya Allah akan dibuka oleh bapak presiden dan ditutup oleh bapak wakil presiden,” ungkap Mulhanan.
Selain itu, Munas XI KAHMI di Palu juga akan dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma’ruf.
Seperti Menkopolhukam Mahfud MD, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto serta Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.
Sementara itu, Koordinator Presidium MN KAHMI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengungkap alasan terpilihnya Sulteng sebagai tuan rumah Munas XI KAHMI.
Dalam proses pemilihan tuan rumah, Sulteng bersaing ketat dengan sejumlah daerah lain, di antaranya Jawa Timur, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara dan Lampung
Dari jumlah tersebut, hanya 4 wilayah memenuhi persyaratan hingga puncaknya mengerucut pada dua nama, yakni Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
“Pernah dalam rapat harian itu sampai ribut. Saya juga bingung masalah tuan rumah munas saja diributkan. Maka kami kembalikan ke masing-masing daerah berikan narasi mengapa munas harus dilaksanakan di daerahnya,” kata Doli.
Doli menambahkan, MW KAHMI Sulteng saat itu secara meyakinkan mampu membangun narasi agar munas digelar di Bumi Tadulako.
Hal tersebut tidak terlepas dari berbagai persoalan yang terjadi, seperti pemulihan pascabencana 2018 hingga adanya stigma bahwa Sulteng dianggap daerah konflik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, MN KAHMI kemudian memutuskan Kota Palu, Sulawesi Tengah sebagai tuan rumah Munas XI KAHMI.
“Ada alasan mengapa harus di Palu, dari berbagai aspek. Mulai persoalan pemulihan ekonomi, traumatik masalah konflik dan macam-macam. Ini bukan soal pembiayaan atau teknis lainnya, tetapi lebih kepada misi pelaksanaan munas. Saya terus mengikuti persiapan munas di Palu, dan saya melihat hampir rampung,” ujar Doli. (Sub)