HARIANSULTENG.COM, PALU – Festival Tangga Banggo kembali menyemarakkan wilayah Kelurahan Siranindi, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Ini merupakan kali ketiga Festival Tangga Banggo diadakan setelah dua tahun tertunda karena pandemi Covid-19.
Parade budaya, pasar murah hingga pameran UMKM memeriahkan event tahunan tersebut mulai 22 – 25 September 2022.
Tangga Banggo merujuk pada suatu lokasi atau tempat tinggal Pue Puti semasa kawin dengan Pue Nggari atau Siralangi, raja pertama di Palu.
Lokasinya berada tepat di simpang Jalan Rambutan – Jalan Durian, Kelurahan Siranindi, Kecamatan Palu Barat.
Penamaan Tangga Banggo ini didasari pada ciri arsitektur sebuah baruga serta tangganya yang dapat dinaikkan dan diturunkan.
“Dulunya ada baruga yang menjadi tempat pertemuan para tetua adat. Bangunannya dua tingkat, ketika orang sudah naik ke atas maka tangganya dinaikkan. Jadi bahasa daerahnya dibanggo,” kata Ketua Panitia Festival Tangga Banggo Siranindi 2022, Fahri Lembah.

Parade budaya meriahkan Festival Tangga Banggo ke-III di Kelurahan Siranindi, Kota Palu, Kamis (22/9/2022)/hariansulteng
Seiring berjalannya waktu, istana baruga bagi permaisuri pertama di Palu itu sudah mengalami banyak perubahan.
Pengamatan HarianSulteng.com, Minggu (25/9/2022), kini hanya tampak bangunan rumah yang lebih modern, tak terlihat lagi bekas Baruga Tangga Banggo.
Rumah tersebut terdiri dari dua lantai dengan dinding tembok bercat biru dan terdapat sepetak lahan kosong di sebelahnya.
“Tempat Tangga Banggo posisinya dulu di situ. Cuma sudah jadi pemukiman sehingga tidak ada lagi bekasnya,” ungkap seorang warga Siranindi, Aco.
Dikutip dari Facebook Historia Sulteng, Tangga Banggo dibangun sekitar abad ke-18 dan menjadi tempat magau (raja) bermusyawarah dengan dewan adat-18.
Todonjaeo adalah sebutan atau istilah yang diberikan pada tiang utama Baruga Tangga Banggo.
Secara bahasa, Todonjaeo dalam bahasa Kaili dapat diartikan sebagai sesuatu yang berdiri sehari penuh.
Sebutan tersebut merupakan Mantera atau Gane-gane yang disebutkan oleh Tadulako Yunda pada saat mengangkat batang pohon.
Sang Tadulako yang dikenal memiliki kesaktian inilah yang diminta magau untuk menebang dan mengangkat batang pohon tersebut sebagai tiang di Baruga Tangga Banggo. (Anw)