HARIANSULTENG.COM, PALU – Penampakan gerhana bulan total di Kota Palu, Sulawesi Tengah tertutup awan sehingga tidak bisa disaksikan dengan mata telanjang hingga pukul 19.15 Wita.
BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu melakukan pengamatan di halaman kantornya di Jalan Sumur Yuga, Kelurahan Balaroa, Kota Palu, Selasa (8/11/2022).
Meski tertutup awan, proses fenomena gerhana bulan total masih tetap terlihat melalui teleskop milik BMKG yang dihubungkan ke layar monitor.
“Kami mulai pengamatan jam 5 sore karena sebelumnya terkendala hujan. Awal fase total terlihat mulai pukul 18.29 Wita. Awal fase penumbra dan sebagian tidak terlihat. Demikian juga puncak gerhana karena tertutup awan,” kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG Palu, Ratna.
Di Sulawesi Tengah, fase akhir penumbra (P4) atau fase terakhir fenomena gerhana bulan total akan benar-benar berakhir pada pukul 21.56 Wita.
Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.
Peristiwa ini merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Gerhana bulan total terjadi saat posisi bulan-matahari-bumi sejajar. Hal ini membuat Bulan masuk ke umbra bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah. (Agr)