Home / Sulteng

Minggu, 7 Mei 2023 - 20:55 WIB

Pasca Cudy, Siapa Nantinya?

Azman Asgar/Ist

Azman Asgar/Ist

Penulis : Azman Asgar
Aktivis Komunitas Muda Kota Palu

Bicara Sulawesi Tengah, kurang afdal kalau kita tidak bicara soal kepemimpinan di dalamnya, apalagi gelaran pilkada sudah di depan mata, tentu semakin menarik.

Jika pertanyaan simulasinya seperti ini, setelah periode Rusdy Mastura berakhir, siapa yang lebih layak?

Jika indikatornya kelayakan, tentu semua layak sebagai warga negara yang punya hak dipilih dan memilih.

Tetapi, hak dipilih dan memilih juga belum lengkap tanpa sebuah gagasan dan kinerja, ini basis argumentasi paling praktis menilai kelayakan menjadi orang nomor satu di Sulteng pasca Rusdy Mastura nantinya.

Ada beberapa nama kemudian mencuat ke publik, yang digadang-gadangkan siap bertarung, ada nama Anwar Hafid, Hidayat Lamakarate, Nilam Sari Lawira, Ahmad Ali, Irwan Lapatta dan Hadianto Rasyid.

Saya lebih tertarik tulis dua nama, Hadianto Rasyid dan Irwan Lapatta. Bagi saya ‘kartu politik’ dua tokoh ini sedang on fire.  Wajar saja, sebab keduanya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Sigi dan Kota Palu.

Selain indikator tadi, secara sosiologis kultural Hadianto Rasyid dan Irwan Lapatta masuk kategori tokoh baru di  “Lembah Palu”.

Namun, saya menghindari untuk memakai istilah Lembah Palu ataupun Lembah Kaili, selain terdengar rasis, saya menolak praktik politik yang eksklusif.

Saya lebih senang memakai istilah representasi barat dan timur. Jika pakai pendekatan geopolitik, maka bentangan barat bisa di ambil dari Touna, Poso, Parimo, Palu, Sigi dan Donggala. Bentangan ini diambil karena kedekatan kultur, termasuk bahasa.

Metode ini yang kemudian dipakai menjadi pembenar bahwa gubernur idealnya adalah tokoh Lembah Palu. Meskipun saya tidak sependapat dengan narasi “Lembah Palu” ini.

Baca juga  Jelang Putusan Dismissal, Ahmad Ali Optimis MK Berlaku Adil

Sementara bentangan timur bisa kita ambil Banggai bersaudara. Banggai, Bangkep dan Balut. Sisanya ditambah beberapa kabupaten yang cenderung fleksibel, Morowali, Morowali Utara, Buol dan Tolitoli.

Mungkin terdengar kepagian analisisnya. Bagi saya tidak, sebab politik bukan soal cepat atau lambat, tapi soal momentum yang tepat. Politics is the art of the possible, the attainable – the art of the next best, begitu kira-kira.

Dari dua nama yang saya tulis di atas, jika ditajamkan lagi menjadi satu nama yang layak, bagi saya, sosok Hadianto Rasyid generasi yang tepat pimpin Sulawesi Tengah setelah Rusdy Mastura nantinya resmi menyatakan diri berhenti dari  panggung politik Sulawesi Tengah.

Tentu ada banyak alasan mengapa Hadianto Rasyid. Dua tahun lebih pimpin ibu kota provinsi, Palu banyak mengalami perubahan, bukan hanya signifikan, tapi cepat pascabencana 2018 silam.

Bandingkan dengan kabupaten lain, yang terdampak langsung bencana, masih sangat semrawut, hal paling jelas adalah infrastruktur publik seperti jalan, drainase, kemiskinan, kebersihan dan lain sebagainya.

Di bawah kepemimpinan Hadianto Rasyid, ada 47.000 pekerja informal yang sudah ter-cover BPJS ketenagakerjaan.

Ada 300 UMKM baru setiap tahunnya mendapat stimulus dari pemerintah kota, beasiswa gratis bagi anak-anak yang tidak mampu, angka kemiskinan menurun, kota tertata dengan baik dan bersih, Palu keluar dari kategori kota terjorok se-Indonesia, bus sekolah gratis, ambulans gratis dibeberapa kelurahan, huntap yang sedang proses pembangunan, serta banyak lagi.

Baca juga  80 Peserta Siap Ramaikan Kompetisi Panjat Tebing Mapala Galara FEB Untad

Hal yang paling mendasar kenapa saya tertarik menuliskan nama Hadianto Rasyid adalah dia bukan dari entitas elit yang sudah ada.

Ia hadir dengan kesadaran dan kekuatan sendiri dan ditopang oleh simpul arus bawah yang solid, masyarakatlah yang menjadi king maker kemenangannya.

Ia juga tidak besar dan dibesarkan oleh organisasi-organisasi besar seperti Pemuda Pancasila, KNPI dan sebagaunya. Ia benar-benar politisi orisinil yang lahir dari dorongan akar rumput, itu terbukti pada Pilkada Kota Palu 2020.

Palu sedang berjalan menuju pemerintahan yang modern, pemerintahan yang inklusif di mana setiap orang dengan latar belakang berbeda punya akses dan kesempatan yang sama.

Pemerintahan yang tune in dengan teknologi 4.0, masyarakat dan pemimpinnya sudah tidak berjarak, diwadahi dengan sistem “lapor wali kota” dan interaksi langsung via sosial media, kritik mudah disampaikan, demokrasi terawat dengan baik.

Sulteng butuh generasi politik seperti Hadianto Rasyid, pemimpin yang kompatibel dengan peradaban, tapi tidak serta merta menghilangkan esensi demokrasi, hak asasi manusia dan nilai-nilai etis dalam berbangsa dan bernegara.

Kemajuan ibu kota provinsi dalam segala hal, merupakan indikator paling rasional untuk mendorong Hadianto Rasyid menjadi orang nomor satu di Sulawesi Tengah.

Kinerja dan kesungguhannya membangun daerah sudah ter-capture di Kota Palu, wajah Kota Palu banyak mengalami perubahan secara cepat dan tuntas.

Jika dikemudian hari saya dimintai pendapat soal siapa pasangan paling ideal untuk dampingi Hadianto Rasyid? Jawabku tegas, Bapak Ma’mun Amir. Alasannya nanti kutulis di seri berikutnya.

Share :

Baca Juga

Peneliti IPB gelar konferensi pers di Palu terkait "Keberterimaan Sosial dan Persepsi Masyarakat terhadap Usaha Pertambangan serta Dampaknya", Rabu (27/4/2022)/hariansulteng

Parigi Moutong

Peneliti IPB Sebut Mayoritas Masyarakat Parimo Menolak Tambang PT Trio Kencana
Polsek Palu Barat memperlihatkan dua barang bukti hasil curanmor di Jalan Jalur Gaza, Selasa (17/1/2023)/hariansulteng

Palu

Beraksi di 7 Lokasi, Polisi Bekuk Duo Spesialis Curanmor dan Barang Elektronik di Jalur Gaza Palu
Kabidhumas Polda Sulteng, Kombes Djoko Wienartono/Ist

Palu

Update Kasus Penipuan Trading Investasi, Polda Sulteng Sebut Pelaku Raup Rp4,9 Miliar
Banjir bandang menerjang Desa Dondo Kecamatan Balantak Selatan, Kabupaten Banggai, Rabu (9/3/2022)/Ist

Banggai

Banjir Bandang Terjang Desa Dondo di Banggai Saat Subuh, 28 Rumah Warga Terdampak
Sekretariat DPW NasDem Sulteng, Jalan Chairil Anwar, Kelurahan Besusu Tengah, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu/hariansulteng

Sulteng

Tanggapi Kekecewaan Rusdy Mastura hingga Diisukan Pindah Partai, NasDem: Jangan Fitnah Kami
Ilustrasi

Tolitoli

Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1443 H Jatuh pada 3 April, Berikut Jadwal Imsak di Tolitoli
Kapolda Sulteng dan Pangdam XIII/Merdeka tinjau lokasi yang bakal dikunjungi Presiden Jokowi di Bangkep, Senin (25/3/2024)/Ist

Banggai Kepulauan

Kapolda Sulteng dan Pangdam XIII/Merdeka Tinjau Lokasi yang Bakal Dikunjungi Jokowi di Bangkep
Anwar Hafid (kiri) bersama Reny A Lamadjido (kanan)/hariansulteng

Sulteng

Anwar Hafid Tegaskan Pasangan ‘BERANI’ Siap Ikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan Cakada DPP PKB