HARIANSULTENG.COM, PALU – Semarak Lebaran bagi umat Muslim khususnya di Kelurahan Baru, Kota Palu tak hanya sebatas Hari Raya Idulfitri saja.
Sepekan setelah Idulfitri, masyarakat Kelurahan Baru atau biasa disebut Kampung Baru biasanya menggelar perayaan lagi bernama Lebaran Mandura.
Setelah dua tahun digelar secara terbatas karena Covid-19, Lebaran Mandura tahun ini berlangsung cukup meriah.
Pengamatan HarianSulteng.com, Minggu (8/5/2022), acara diawali dengan pawai obor sambil mengarak Mandura dari Masjid Jami Kampung Baru melintasi sejumlah ruas jalan utama Kota Palu.
Lebaran Mandura juga dirangkaikan dengan Kampung Baru Fair berupa pameran UMKM di kawasan Pasar Bambaru.
Setelah iring-iringan tiba di Pasar Bambaru, sejumlah pejabat akan menjemput dan gantian mengarak Mandura menuju panggung utama.
Mereka di antaranya seperti Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamdjido, Anggota DPRD Sulteng Hidayat Pakamundi dan Mantan Gubernur Sulteng periode 2011 – 2016 Longki Djanggola.

Pawai obor ramaikan kegiatan Lebaran Mandura di Kampung Baru, Kota Palu, Minggu (8/5/2022) malam/hariansulteng
Sambil berjalan mengarak Mandura, para pejabat disambut dengan tari-tarian yang diiringi tabuhan rebana.
Mandura merupakan makanan khas Suku Kaili terbuat dari beras ketan putih, hitam dan merah yang dibungkus daun pisang lalu dimasak.
Pengurus Masjid Jami, Husein Muhammad Saleh menerangkan bahwa tradisi Lebaran Mandura mendarah daging sejak abad ke-18.
“Lebaran Mandura kali ini menjadi tahun ke tujuh. Mandura terdiri dari tiga suku kata. Man artinya manusia, Du artinya dunia serta Ra artinya fitra. Jadi makna mandura merupakan manusia yang kembali ke fitrah setelah sebulan penuh berpuasa,” jelas Husein.
Lebaran Mandura yang bermakna kembali ke fitrah juga bertujuan untuk mempererat silaturahmi antarsesama manusia.
Tradisi ini rencananya bakal berlangsung hingga 10 Mei 2022 di kawasan Pasar Bambaru, Kelurahan Baru, Kota Palu. (Agr)